Tuesday, July 31, 2007

Indonesian Idol = Berhala Indonesia

Ketika kita beranjak dewasa

Siapa yang perlu kita contoh?

(Alang Nemo)

 

Beberapa hari yang lalu telah terpilih idola Indonesia yang baru pada sebuah ajang bernama “Indonesian Idol”. Sudah 3 tahun ajang “pencarian bakat” ini digelar. Hasilnya? Para penyanyi yang kemudian dijadikan idola oleh masyarakat Indonesia. Awal dari adanya Indonesian idol tidak terlepas dari acara serupa di Amrik, yaitu American Idol yang oleh Greenday, sebuah grup musik punk rock diplesetkan dalam sebuah lagu berjudul American Idiot.

 

Kita tidak akan membicarakan Greenday dengan American Idiot – nya. Tapi memang Greenday sendiri berpendapat bahwa event tersebut sangatlah membodohi masyarakat Amerika. Entah membodohi bagaimana saya juga nggak tahu.

 

Islam mengajarkan iqra atau “membaca” sebelum menindaklanjuti sebuah kegiatan. Misalnya ketika kita memilih jurusan untuk kuliah, kita harus “membaca” apakah jurusan itu sesuai dengan minat dan potensi kita nggak. Nah itulah pentingnya iqra. Ketika Indonesian Idol muncul kita juga harus iqra terlebih dahulu. Acara apa ini?

 

Seperti yang ditulis di atas bahwa Indonesian Idol tidak berbeda dengan AFI, Mamamia dan acara serupa lainnya. Mendukung dengan mengirimkan sms merupakan salah satu ”urgent factor” dalam event – event seperti ini. Lantas saya bertanya, kenapa ”idola” kok di – es-em-es – in? Kemudian berlanjut pada teriakan histeris para pendukungnya. Astagfirullah... 

 

Lebih lanjut lagi jika kita membuka kamus Inggris – Indonesia karangan John M. Echols, arti idol (kb) adalah berhala dan bintang film yang dipuja. Sementara kita juga bisa melihat kamus Oxford didapat arti idol : 1. person or thing that is greatly loved or admired, 2. statue that is worshipped as a God.

 

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada – Nya dalam menjalankan agama yang lurus…” (Al – Bayyinah : 5)

 

Dalam ayat ini terdapat 2 kata yaitu murni dan lurus yang berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan. Inilah pemandangan nyata dari masyarakat kita. Lambat laun distorsi iman semakin lebar hingga akhirnya tidak bisa menyelamatkan kita.


No comments:

Post a Comment