Monday, January 30, 2012

Seminar Akbar Tahun 2012 "Misteri Dibalik Hypnosis"




"3 jam seminar yang membuat kita semua semakin mengerti dan memahami hipnosis, dan lebih mengetahui manfaat atau penggunaan hipnosis untuk kehidupan kita yang tidak ternilai ini."

Sebelum Anda membaca lebih lanjut, Anda dapat memperhatikan beberapa pertanyaan berikut:
• Benarkah Hipnosis itu kuasa kegelapan?
• Benarkah Hipnosis itu jahat dan menakutkan?
• Benarkah Hipnosis itu mempengaruhi serta mengontrol orang lain menurut kemauannya?
• Atau benarkah Hipnosis itu ilmiah?

Apapun pendapat Anda tentang hipnosis, entah takut, penasaran, atau takjub, hipnosis adalah keadaan atau fenomena yang alamiah yang sering kita alami sehari-hari. Mungkin Anda penasaran atau bertanya-tanya tentang pernyataan tersebut. Saya tidak tahu, tapi tentu saja pada seminar 3 jam “Misteri dibalik Hipnosis” ini kita semua akan mengetahuinya. Dan, bahkan tidak sekedar mengetahui, tapi kita dapat mengerti serta memahami hipnosis yang sebenarnya.

• Lalu apa sebenarnya Hipnosis?
• Apakah Hipnosis bermanfaat? Jika ya, apa manfaatnya?

Saat Anda membaca kedua pertanyaan di atas, Anda semakin penasaran dengan hipnosis, bukan? Tentu saja! Siapapun Anda, dokter, psikolog, bidan, perawat, dosen, guru, orang tua, mahasiswa, pelajar, atau para pemimpi, dapat mengetahui manfaat dari hipnosis serta menggunakannya untuk kehidupan yang lebih baik, lebih sukses dan lebih bahagia. Dan seminar 3 jam “Misteri dibalik Hipnosis” akan menjawab rasa penasaran Anda.

• Kemudian bagaimana dengan kejahatan hipnosis? Bagaimana menghindarinya?

Ya, hampir dari kita semua sepakat, bahwa kita perlu mengetahui jawaban dari pertanyaan di atas. Dan kita tidak perlu bertanya, mengapa kita perlu mengetahuinya.

***
Seminar “Misteri dibalik Hipnosis” ini menghadirkan:
1. DR. Tauhid Nur Azhar
Seorang pakar Neuroscience dan penulis buku-buku biopsikologi seperti “The Secret of Mother”, “DNA Cantik”, dan “Gelegar Otak”.

2. Duddy Fachrudin, MCH, CHt.
Seorang trainer “Hypnomotivation for Best Goal in Your Life” dan hipnoterapis berlisensi dari Indonesian Association Clinical Hypnotherapist, serta penulis “Buku 10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia”.


***
Waktu & Tempat:
Minggu, 12 Februari pukul 08.30 sd. 11.30 WIB
@Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Universitas Pendidikan Indonesia

***

Investasi Normal: Rp. 20.000,-
On The Spot: Rp. 30.000,-

Dapatkan Doorprize SENILAI 5 Juta Rupiah untuk 50 Pendaftar PERTAMA!

***

Organized By:
Alpha Habits Institute
Psyconcious

Contact Person:
M Harry Hadian G (022 9189 1991)
Nita Rahmat Fitriantini (085 221 408 461)

Sunday, January 29, 2012

Cahaya

Ya Allah jadikanlah di dalam hatiku cahaya
Di dalam ucapanku cahaya
Jadikanlah pendengaranku cahaya
Jadikanlah penglihatanku cahaya
Jadikanlah dari belakangku cahaya
Dari depanku cahaya
Dari atasku cahaya
Dari bawahku cahaya
Dan jadikanlah aku cahaya

(HR. Abu Dawud)

Life is Like a Box of Chocolates II: Lihatlah Apa Yang Orang Lain Tak Melihatnya

Dalam perjalananku, aku menemukan diriku di tengah-tengah hutan yang gelap. Karena aku mencari jalan yang benar, aku terus mencari jalan yang benar. Tapi tidak di tempat yang seperti biasanya.
(Dante Quoted by Patch Adams)

Saya agak lupa, apakah itu akhir 2006 atau awal 2007. Sekitar pukul 22.15, saya masih terjaga. Saya memainkan remote Tv. Dan pada suatu stasiun Tv swasta, saya melihat Robin Williams bersama salah seorang temannya memperagakan adegan yang konyol. Kemudian mereka menuju wc, dan ...

Saya melanjutkan menontonnya, dan saya kemudian sadar beberapa menit kemudian itu adalah film Patch Adams (dulu waktu SD saya pernah melihat cover filmnya di koran yang suka dibeli Bapak saya). Remote saya taruh, sementara tubuh serta pikiran terhipnosis menonton film tersebut. Sampai pertengahan film, saya benar-benar terhanyut, apalagi ketika Patch mengajak Carin ke suatu tempat. Setelah sampai, Patch mengatakan, "42.5 hektar dengan 2 air terjun dan 7 mata air. Di sinilah akan dibangun Gesundheit Institute." Carin bertanya, "Milikmu?" Dan Patch menjawab, "Belum, sebentar lagi."



Film pun terus berputar, hingga detik-detik menegangkan apakah Patch bisa mewujudkan misinya menjadi seorang dokter yang dapat melayani serta meningkatkan kualitas hidup orang lain. Untuk itu, ia harus lulus dulu dari Fakultas Kedokteran Virginia, dan Dekan Walcott dengan segala peraturan konvensionalnya berusaha menggagalkan kelulusan Patch hanya karena tingkahnya yang nyeleneh dan memberikan pengobatan yang tidak lazim, yaitu lewat humor! Padahal Patch adalah mahasiswa terbaik Kedokteran saat itu.

Di situlah saya merenungi perjalan hidup saya. Seperti kata Dante: "Dalam perjalananku, aku menemukan diriku di tengah-tengah hutan yang gelap. Karena aku mencari jalan yang benar, aku terus mencari jalan yang benar. Tapi tidak di tempat yang seperti biasanya." Sebelum masuk Fakultas Kedokteran, Patch mengalami gangguan mental, ia harus menjalani perawatan di RS Jiwa. Namun di sanalah ia menemukan tujuan hidupnya setelah membantu teman sekamarnya untuk buang air kecil dengan cara yang konyol. Ia pun masuk Fakultas Kedokteran dengan usia yang lebih tua dari teman-teman seangkatannya.

Dan saya masuk Psikologi, berawal dari ITB. Tapi di sanalah saya tahu tujuan hidup saya, sehingga tahun 2007 saya memutuskan kuliah di Fakultas Psikologi Unisba. Dan Patch Adams banyak mempengaruhi keputusan ini. Saya masih ingat apa yang saya katakan kepada kakak saya--alasan saya kuliah di Psikologi, "Pernah nonton Patch Adams? Banyak orang lain belum mengetahui tujuan hidupnya, saya ingin membantu mereka."

Sekarang, 3 tahun berlalu setelah saya menemukan (kembali) film tersebut di laptop seorang teman pada Kamis, 18 Maret yang lalu. Sampai sekarang, 22 Maret saya telah menontonnya 5 kali, sehingga total 6 kali semenjak saya pertama kali menontonnya lewat Tv. Saya nggak mempedulikan tugas-tugas yang menumpuk... dan saya membiarkan diri saya terhanyut menghayati setiap adegan, kata-kata, musik, serta gambar dalam film tersebut. Saya biarkan endorpin menjalarkan morfin-morfin kebahagiaan ke seluruh tubuh saya.

Di akhir film, Patch akhirnya lulus, ia kemudian membuka praktek pengobatan gratis selama 12 tahun, tanpa birokrasi yang menyulitkan pasien. Kemudian ia membeli tanah 42.5 hektar itu dan membangun Gesundheit Institute untuk melayani serta meningkatkan kualitas hidup orang lain dengan lebih profesional. 1000 dokter meninggalkan praktek konvensionalnya dan bergabung bersama Patch.


Meskipun metodanya berbeda, Alpha Habits Institute sama seperti Gesundheite, mempunyai visi membantu serta meningkatkan kualitas hidup orang lain. Harapan terbesar adalah setiap orang yang pernah berada di AHaI, apakah itu tim, klien, atau siapapun--mereka bisa memiliki tujuan hidupnya, dan memiliki tekad untuk mewujudkannya. Mereka harus punya impian, karena impian membuat orang-orang yang memilikinya terus hidup dan berjuang meraih kehidupan yang sukses dan bahagia.

Lihatlah apa yang orang lain tak melihatnya. Lihatlah apa yang orang lain tak mau melihatnya. Lepaslah dari ketakutan, kemalasan, serta kenyamanan. Lihatlah hari demi hari dengan hal baru. Dan fokuslah menatap impian-impianmu.

3 tahun lagi, insya Allah, AHaI sudah punya rumah--Rumah Impian Indonesia, tempat orang-orang belajar dan menemukan impian-impiannya. Tempat orang-orang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Do'akan kami, Kawan.


Rumah Impian, 22 Maret 2010

Duddy Fachrudin CHt

Monday, January 23, 2012

Aku Masih Setia

Woy bangun!
Bangun tidur, tidur lagi
Bangun lagi, tidur lagi
Banguuunnn... Tidur lagi!
(alm Mbah Surip)

17 Agustus 2009. Pukul 11.00.
Bunyi-bunyian di luar membangunkanku. Sorak sorai suara orang-orang beserta iringan tetabuhan alat musik mengusik tidurku. Para penduduk sepertinya sedang merayakan hari paling bersejarah di republik ini, kontras sekali dengan diriku yang masih asik dengan selimut dan bantal guling. Berisik! Aku ngedumel dalam hati. Tapi walaupun begitu aku berterima kasih, karena mereka membantuku bangun dan memaksa tubuh serta menyeret kakiku menuju kamar mandi.

Jauh-jauh hari sebelum hari kemerdekaan tahun ini sebenarnya aku sudah berencana untuk keliling Bandung sejak fajar terbit hingga matahari terbenam. Aku ingin mengunjungi tempat-tempat bersejarah, terutama Bandung bagian Utara, menikmati pemandangan dan desiran angin Dataran Tinggi Bandung bersama Abe—sepedaku. Mungkin saja melalui angin Bandung Utara, aku bisa mendengar rintihan Dayang Sumbi—Ibunda Sangkuriang yang dicintai dan ingin dinikahi oleh anaknya sendiri. Konon rintihan itu berasal dari Kawah Ratu—salah satu kawah Gunung Tangkubanperahu yang terdengar seperti tangisan seorang Ibu yang menanggung beban akibat ulah anaknya sendiri.


Kawah Ratu Gunung Tangkubanperahu


Namun, rencana jalan-jalan menyambut 17-an tak kunjung kesampaian. Beberapa hari ini—semenjak liburan semester, aku lebih suka menikmati tidur di pagi hari. Malam sampai subuh biasa aku gunakan untuk membaca dan menulis. Apalagi sekarang aku sedang mengedit Academic Psychology Revolution menjadi naskah baru yang rencananya siap dilontarkan ke penerbit. Menulis di malam hari lebih banyak mengundang inspirasi, mungkin karena nggak banyak gangguan sehingga lebih khusyu. Pagi-paginya baru aku tidur.

Itulah mengapa rencanaku gagal, walau begitu setelah mandi aku harus keluar dari kamar untuk menikmati hari. Bisa mati bosan aku diruangan 3x3.5 dan berantakan itu. Mengenai bosan, aku jadi teringat kata-kata Soe Hok Gie: Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di dalam kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras, diusap oleh angin, dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil. Dan orang-orang seperti kita tidak pantas mati di tempat tidur. Aku segera menyiapkan plan kasar—mau kemana aku pergi hari ini.

Kusiapkan ransel beserta sebuah buku. Buku? Ya, kemana-mana aku terbiasa membawa buku. Kebetulan saat itu aku sedang membaca The Success Principles-nya Jack Canfield—pengarang Chicken Soup For The Soul atau kalau dalam bahasa kitanya Sop Ayam Untuk Jiwa. Dulu waktu booming-boomingnya buku itu di tahun 2001-2003 aku nggak ngeh dengan isinya, karena dikira resep masakan seperti sop ayam dan sejenisnya, tapi setelah beberapa waktu berselang ternyata beda jauh dengan hipotesis awalku. Setelah siap dengan berbagai bawaan, kuantar Abe keluar pintu kost. Sampai di luar memang banyak orang, bahkan mereka menutupi jalanan sehingga aku harus berpunten-punten ria agar mereka membuka ruang untuk aku dan Abe.

Sebenarnya aku bingung masih kemana aku pergi, walau sudah menyiapkan plan. Aku ingin kembali ke rencana awal, walau hanya sebatas Dago Pakar yang kukunjungi, tapi ketika Abe sudah memasuki DU (Dipatiukur) aku membelokkannya ke Jalan Hasanudin kemudian berhenti di ATM Unpad. Setelah mesin ATM memuntahkan isi yang kuinginkan, Abe kembali memasuki DU.

Etape 1: dari DU aku akan ke Veteran melalu Dago-Merdeka-Lembong-Veteran. Trek yang dilalui lurus dan menurun sehingga tak lama berselang aku sudah sampai. Mau apa aku di Veteran? Hehe... mau apa lagi jika tak membeli helm sepeda. Selagi uang dari beasiswa masih ada, pikirku.

Sebenarnya, 1 tahun 8 bulan yang lalu, ketika aku berkenalan dengan Abe, saat itu juga aku tak lupa membeli sebuah helm United jenis F22-Raptor warna hitam. Namun beberapa bulan setelahnya aku merelakan helm itu diambil orang setelah aku dan Abe mengalami kecelakaan. Ceritanya sekitar maghrib, aku sedang menggoes Abe di Surapati menuju tempat kost. Aku melihat ke belakang memastikan tak ada kendaraan. Setelah yakin tak ada mobil atau motor yang dekat di belakang Abe, dengan tenang aku membelokkan handle bar atau stang ke arah kanan untuk menyebrang. Namun sedetik kemudian... Wuushhh... sebuah motor sangat cepat menyerempet bagian kanan Abe. Aku terjatuh ke aspal, helm terlontar ke depan (karena tidak aku ikatkan tali webbingnya). Apa yang terjadi? Tidak terjadi apa-apa padaku, hanya lecet di pergelangan tangan dan kaki, sementara Abe pun tak mengalami kerusakan berarti. Justru yang menyerempetku tersungkur jatuh dan terseret beberapa meter bersama motornya tepat di tengah jalanan. Untung saat itu tak ada mobil atau kendaraan lain yang melintas. Aku terduduk diam. Aku bersyukur tak terjadi apa-apa denganku, tapi saat itu kereta kencana (kematian versi Opick dalam lagunya Khusnul Khotimah) sangat dekat denganku. Aku merasa tak siap maut menjemput, apalagi saat itu aku belum shalat maghrib. Astagfirullah... Sedetik kemudian dua pengendara motor menghampiriku, mereka marah-marah. Ya, mungkin aku salah, tapi sebelum menyebrang tadi aku sudah memastikan tak ada kendaraan dalam jarak dekat. Mungkin saja mereka tak menghidupkan lampu motor atau sedang rusak lampunya, batinku. Mereka terlihat lebih menderita dibandingkan aku. Celana sobek tergores aspal, lecet yang lebih parah, dan motor yang mungkin agak penyok-penyok akibat menghantam jalanan. Mereka meminta ganti rugi, haa... tapi tak kugubris, karena yang saat itu aku pikirkan adalah sebuah kematian.

Mereka akhirnya pergi, dan saat itu aku masih merenung, duduk di trotoar, lupa dengan segala hal yang telah terjadi. Akhirnya aku bangkit dan mendorong Abe. Kucari F22-Raptor yang terpental ke depan, namun tak ada. Saat itu aku melihat dua pengendara motor itu ingin pergi, dan sepertinya aku menangkap sesuatu pada salah satu tangan mereka. Bukankah itu helmku? Dan mereka pergi sebelum sempat kukejar. Aku kembali termenung dan menghampiri warung nasi goreng di seberang jalan untuk meminta air. Mereka berdua—mungkin sepasang suami-istri adalah saksi kejadian barusan, sang Suami berujar bahwa motor yang menyerempetku memang melaju dengan sangat cepat. Aku berterima kasih untuk segelas teh yang mereka berikan dan kesaksian itu, lalu aku pulang membiarkan kisah itu berlalu.


Sejak peristiwa itu aku belum membeli helm lagi, sampai akhirnya kini aku memutuskan untuk membawa pulang sebuah helm dari salah satu toko sepeda yang ada di Veteran. Beberapa hari sebelumnya aku sudah searching di internet untuk membeli helm yang mana. Pilihan awal tetap saja United, karena Abe pun keluaran United. Setelah melihat-lihat di sebuah toko, aku lebih ingin membeli helm batok yang biasa suka dipakai para skater. Beberapa toko aku masuki, selain melihat helm, aku juga mencuri pandang ke jejeran sepeda yang ada di toko itu. Kulihat berbagai sepeda MTB dan road-bike. Satu lagi yang menarik perhatianku adalah Seli atau Sepeda Lipat keluaran United. Ingin rasanya mencicipi mereka yang punya spesifikasi lebih canggih dari Abe. Hmm... apalagi Seli, walau disana tak melihat empunya Seli—keluaran Dahon, ingin sekali diri ini memilikinya, kalo lagi capek ngegoes tinggal lipat, terus naik angkot haha...

Akhirnya tibalah aku di sebuah dealer Polygon. Langsung aku melihat helm batok Polygon bermerek Volcano dan langsung menanyakan harganya. Lantas aku pikir-pikir dulu, sambil melihat berbagai sepeda Polygon berjejer seperti prajurit yang sedang baris. Seperti halnya di toko-toko sebelumnya, ingin rasanya membeli sepeda baru bermerek Polygon. Selain top brand sepeda dari negeri sendiri, Polygon dengan B2W (Bike To Work)-nya ikut menggerakkan orang-orang untuk bersepeda, selain ke kantor juga upaya menyelamatkan bumi tercinta ini dari global warming.

Adzan ashar menggema diiringi tumpahan air hujan dari langit. Aku tak bisa bergerak menuju toko berikutnya. Sambil menanti hujan reda, akhirnya kuputuskan untuk membeli helm di dealer Polygon saja. Aku melihat-lihat helm lain, ada Magma, Lava, Dakkar, F-40 Blazer United, dan helm keluaran Wimcycle. Setelah mencoba satu persatu sambil ngobrol sama si empunya toko yang kupanggil dengan Koh, aku mengambil Dakkar warna biru-silver-hitam. Kutebus helm itu dengan duit 150 ribu, walau harga aslinya 149 ribu. Ya sudahlah, seribunya buat bayar berteduh, hehe...

Helmet Dakkar

Langsung kupakai Dakkar di kepalaku. Sementara kardus helm yang segede gaban dilipat-lipat supaya bisa masuk ranselku. Kebetulan seorang pembantunya Koh dengan senang hati melipatkan kardus. Hujan sudah reda, kudorong Abe menuju sebuah bengkel sepeda bertuliskan Tenda Biru. Kemudian aku menanyakan seat post (tiang penyangga sadel) ukuran 25.4 cm. Kebetulan ada, merek Genio dan aku langsung meminta untuk mengganti seat post Abe yang lama. Kenapa harus diganti? Alasannya sederhana: karena kurang tinggi. Seat post yang lama tingginya sekitar 23 cm dan berbahan besi, sedangkan yang baru lebih dari 30 cm dengan bahan alumunium. Dengan seat post yang lebih tinggi, aku lebih asik ngegoes dan bisa meminimalisir rasa capek.

Saat di dealer Polygon dan Tenda Biru, aku sepertinya mengenal seseorang, tapi aku tak menyapanya. Mungkin ia Rully anak STT Telkom, teman lama ketika aku ikut kelas Entrepreneurship University, tapi lagi-lagi aku setengah tak yakin. Di sebelahnya ada seorang laki-laki berumur 50-an bertopi, memakai kaus putih, badannya agak gemuk. Mungkin ia ayahnya. Di Tenda Biru sepertinya mereka berdua menservis sepedanya.

Etape 2: aku melanjutkan perjalanan menuju Togamas melalui Kosambi-Gandapura-Cendana-Supratman. Tujuan kesana ingin ngecek One Piece jilid 52 apakah sudah ada atau belum. Selain itu juga numpang shalat ashar. Ternyata One Piece 52 belum keluar, aku malah beli yang jilid 25.

One Piece sudah menjadi bacaan wajib bagiku. Kini aku mengoleksinya, walau dulu sudah membacanya di berbagai persewaan buku. One Piece bukan hanya bacaan hiburan penghilang stres, karakter-karakter Bajak Laut Topi Jerami dalam karya Eichiro Oda itu: Monkey D. Luffy dan teman-temannya mengajarkan banyak hal, seperti berani bermimpi, leadership, friendship, tanggung jawab, perjuangan, dan team work. Jadi membaca One Piece sama seperti membaca buku-buku pengembangan diri kayak The Success Principles yang ada di ranselku.


Tak terasa matahari ingin tenggelam, senja sudah condong ke barat. Aku meminta bos Satpam mengeluarkan Abe dari himpitan motor-motor yang mengelilinginya. Si Satpam ini sudah akrab denganku, walau aku sendiri tak tahu namanya. Kalau aku dan Abe berkunjung ke Togamas, senyum ramahnya tak ketinggalan terlontar. Dan yang paling kuingat darinya adalah suka memindahkan Abe dari posisi parkir semula. Aku sempat mengira Abe dicuri orang.

Etape 3: sepertinya aku mau pulang. Namun di tengah jalan aku membelokkan Abe ke Ciliwung dari Supratman, saat itulah terlintas untuk jalan-jalan dulu ke Gramedia Merdeka. Rute yang dipilih adalah Ciliwung-Cihapit-Martadinata-Gramedia. Disana numpang shalat maghrib dan liat-liat buku lagi, barangkali ada buku atau majalah yang bisa dibaca.

Cuma satu jam aku disana. Setelah mahgrib, aku ke bagian majalah. Kebetulan ada majalah baru tentang sepeda: RideBike dan membahas seputar Seli. Ada yang tidak disegel plastik, hehe... lumayan, baca gratis. Halaman per halaman dibuka, mata kemudian khusyu memandangi Seli dari berbagai keluaran dan tipe. Hormon endorphine pun menyeruak ke seluruh tubuh. Otak memerintahkan untuk membelinya, tapi hati berkata: kalo ada duit ya...

Mungkin suatu saat aku membeli sepeda lagi—entah apakah Seli, MTB yang lebih canggih—downhill, cross country, atau road-bike, tapi untuk sekarang aku masih setia dengan Abe. Ada keinginan juga untuk mengganti frame atau parts, supaya lebih keren, tapi sepertinya tidak. Abe sendiri adalah singkatan dari Alang Bike, sementara kata Alang diambil dari ilalang. Hmm... jadi filosofinya adalah... Ah silakan Kawan menerka-nerka sendiri.

Selama hampir 2 tahun ini, aku selalu ditemani Abe kemana-mana. Ke kampus misalnya, aku hanya butuh 10-15 menit untuk sampe di kampus dari tempat kost. Artinya waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibanding naik angkot yang bisa sampe 30-60 menit. Selain ke kampus, berbagai tempat yang biasa aku singgahi, seperti toko buku Togamas, Gramedia, Palasari, event pameran, kantor KKMB di Jalaprang, dan tempat-tempat lain bersama Abe. Jadi nggak ada salahnya aku tetap setia dengannya karena selama ini Abe memberikan yang terbaik.

Etape 4: malam sudah pekat dan adzan isya telah berkumandang. Aku pulang ke tempat kost melalui Dago-DU-Sekeloa dengan rajutan kisah.

Dalam perjalanan pulang aku merenungi perjalanan ini. Berbagai godaan dan ujian untuk melirik sepeda lain berusaha aku tepis jauh-jauh. Hidup ini ibarat perjalanan yang telah kulalui barusan, jika tak tahan dengan godaan apakah itu wanita/pria lain kita bisa menghianati pasangan kita, padahal justru pasangan kitalah yang membuat kita kuat. Mereka yang terus menyemangati diri kita dan selalu menjadi tempat bersandar ketika kita sedang terpuruk.


Ya, aku belajar untuk setia dalam perjalanan kali ini.

Sadarkah ketika seorang suami sedang membaca koran di pagi hari kemudian tiba-tiba istrinya menyuguhi segelas kopi kesukaannya? Sadarkah ketika seorang istri, setia ditunggui suaminya ketika ia sedang sakit? Sadarkah bahwa setelah itu ada anak-anak yang lucu yang menemani kebahagiaan keduanya? Lantas mengapa masih ada yang menghianati sebuah pernikahan? Apakah karena pasangan kita tidak secantik dulu? Atau uangnya tidak sebanyak di awal kehidupan pernikahan? Atau memang karena tidak tahan dengan godaan di luar sana? Godaan kepopuleran dan pasangan yang lebih cantik/ganteng secara fisik dan kaya secara materi? Ah biarlah hati yang menjawabnya.

Begitu juga dengan hubungan kehidupan vertikal kita. Allah yang selalu setia dan memberikan yang terbaik kepada hamba-hamba-Nya, namun kenapa sebagian besar orang tidak membalas dengan sebuah kesetiaan yang sama. Kesetiaan yang tauhid dan kecintaan yang tulus hanya kepada-Nya. Oleh karena itu tidak heran jika Allah memberi peringatan dalam bentuk apapun untuk mengingatkan kita kembali kepada-Nya. Sebagai contoh ketika zaman nabi Luth, Allah menggetarkan bumi di bawah kaki kaum Sodom. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sodom beserta semua penghuninya. Demikianlah mukjizat dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.

Ya Rabb... ampuni kami. Ampuni segala khilaf yang telah kami lakukan. Terangkanlah jiwa kami yang kabur—yang penuh dosa ini. Terangkanlah hati yang kadang hilang arah ini. Bimbing kami Ya Rabb... maafkan... maafkan kami, sebelum akhir kehidupan ini.


Baru tersadar bahwa setiap tarikan nafas,
adalah semakin berkurangnya usia kita...

Sunyi Pagi—19 Agustus 2009

Duddy Fachrudin

Friday, January 20, 2012

Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi: Belajarlah Pada Siapapun

Alhamdulillah... malam ini senang sekali bisa belajar pada adik-adik di Salman Al Farisi.

Maka pembelajaran hari ini adalah belajarlah pada siapapun di sekitar kita. Belajarlah & terus meningkatkan kualitas diri. Kenapa harus meningkatkan kualitas diri?

"Waktu dikalahkan Aokiji, aku pikir masih banyak orang yang lebih kuat daripada ia. Karena itu, aku juga harus lebih kuat demi melindungi teman-temanku... Bukan hanya menjadi lebih kuat... Tapi karena aku ingin selalu bersama teman-temanku. Karena itulah, aku harus lebih kuat daripada siapa pun. Kalau tidak, aku akan kehilangan mereka."

(Luffy saat bertarung melawan Blueno di Enies Lobby)


[Temukan inspirasi lainnya serta kunci-kunci hidup bahagia & sukses di dalam buku saya yang ke-3 yang berjudul "10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia": Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

--------------------

Dapatkan inspirasi mengenai kehidupan, hidup yang penuh makna, bahagia & sukses, psikologi, dan neuroscience dengan mem-follow akun twitter saya: @duddyfachrudin

Salam Hidup Penuh Makna,

Duddy Fachrudin - Memberi, Berbagi, dan Melayani :)


Thursday, January 19, 2012

“Don’t ever come back here. You get in there and fight, Carl. Don’t take promises. Bust their old rules if you have to. And when it gets hard... and it will... don’t quit on me. Ever!” (Kata-kata sang Ayah kepada Carl Bashier dalam "Men of Honor")

Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi: CAHAYA

Selamat Sore Kawan,

Pembelajaran hari ini adalah mengenai perpisahan Vivi dengan Luffy dkk, yang sering membuat saya menangis ketika membacanya kembali... :

"Suara gelombang laut yang bagaikan musik... kadang terasa begitu tenang mengalir lembut bagaikan membungkus segala kesulitan selama ini. Kadang gelombang itu begitu dahsyat. Menertawakan perasaan takut yang muncul karenanya. Dan dibalik badai kegelapan itu, aku melihat sebuah kapal kecil. Kapal yang selalu ada di belakang dan selalu mendorongku sambil berkata, apa kau tidak bisa melihat CAHAYA itu? Kapal kecil misterius yang TAK AKAN PERNAH TERSESAT DALAM KEGELAPAN. Mengarungi lautan seolah menari di atasnya. Ia tak pernah menentang laut, namun haluannya selalu mengarah ke depan walau harus menentang angin. Dan sambil menunjuk dengan jarinya, mereka berkata... Lihat, di situ ada CAHAYA! ...Mungkin sejarah akan menyebutnya sebagai ilusi belaka. Tapi, bagiku itu adalah kenyataan."

[Temukan inspirasi lainnya serta kunci-kunci hidup bahagia & sukses di dalam buku saya yang ke-3 yang berjudul "10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia": Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

--------------------

Dapatkan inspirasi mengenai kehidupan, hidup yang penuh makna, bahagia & sukses, psikologi, dan neuroscience dengan mem-follow akun twitter saya: @duddyfachrudin

Salam Hidup Penuh Makna,

Duddy Fachrudin - Memberi, Berbagi, dan Melayani :)


Wednesday, January 18, 2012

Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi: Kesadaran Untuk Berubah

Selamat Sore Kawan,

Pembelajaran hari ini adalah mengenai kesadaran untuk berubah:

"Orang-orang yang melakukan langkah yang keliru dan tidak menyadari bahwa itu adalah kesalahan sehingga melaksanakan hal itu berulang-ulang menunjukkan ia tidak bersungguh-sungguh ingin meningkatkan kualitas hidupnya."

[Temukan inspirasi serta kunci-kunci hidup bahagia & sukses di dalam buku saya yang ke-3 yang berjudul "10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia": Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

--------------------

Dapatkan inspirasi mengenai kehidupan, hidup yang penuh makna, bahagia & sukses, psikologi, dan neuroscience dengan mem-follow akun twitter saya: @duddyfachrudin

Salam Hidup Penuh Makna,

Duddy Fachrudin - Memberi, Berbagi, dan Melayani :)


#sumber gambar: savagechickens.com


Tuesday, January 17, 2012

Catatan Seorang Hipnoterapis Bag. 2: CHt & Teman-teman Seperjuangan

Insight Institute Proudly Congratulate the new Certified Hypnotherapist (CHt) @ Advance Clinical Hypnotherapy Training, Bandung, 17 January 2010


Para Peserta ACH, instruktur & tim Insight @ Hotel Horison Bandung 17 Januari 2010
1. Baby Jim Aditya, M.Psi
2. dr. Muh. Eric Juniarto
3. dr. Rachmawati
4. dr. Irzan
5. dr. Fauliza Rakhima
6. Yuki Yusman Rachmat, S.Pd
7. Trismayani Sumantri, S.Psi
8. Muhammad Esa Nur
9. Wiguna Kertopati
10. Lina Roslina
11. Herman Setiwan, SKm
12. Duddy Fachrudin (Berdiri, paling kanan)
13. Anny Noor Zahara
14. Kiki Chrisnawati Dewi, SH
15. Siti Aminah
16. Resna Nurfitriayana
17. Kiat Setiadji
18. Popo Wahyudin
19. Rizkhi Priya Adhi Nugraha
20. Sistrianova, S.Psi

May all your goals you've set for yourself come true. And we hope, all of you become trance-formers ...

All The Best,
Insight Institute

Terima kasih IACH, 17 Januari 2012

Duddy Fachrudin - Memberi, Berbagi, & Melayani :)


Catatan Seorang Hipnoterapis: CH & Teman-teman Seperjuangan

Insight Institute Proudly Congratulate the new Certified Hypnotist (CH),
Basic Clinical Hypnotherapy Training, Hotel Grand Pasundan Bandung, 26-27 Desember 2009.


Para Peserta BCH, instruktur & tim insight @ Grand Pasundan Bandung 26-27 Desember 2009

1. dr. Irzan
2. dr. Puti Rita Liswari, M.sc. M.kes
3. dr. Chaerul Achmad
4. dr. Denny Rahadian
5. Yoza Azda, S.Psi
6. Trismayani, S.Psi
7. M. Husni Mubarok, S.Psi
8. Sayuri Asnani, S.Psi
9. Wika Violetha, SE, Ak
10. Lina Roslina
11. Herman Setiwan, SKm
12. Abdul Azizel Hakim
13. Duddy Fachrudin (Berdiri, keempat dari kiri)
14. Anny Noor Zahara
15. Afief Khoiril Anam
16. Kiki Chrisnawati Dewi, SH
17. Siti Aminah

May all your goals you've set for yourself come true. And we hope, all of you become trance-formers ...

All The Best,
Insight Institute

Terima kasih IACH, 17 Januari 2012

Duddy Fachrudin - Memberi, Berbagi, & Melayani :)

Life is Like a Box of Chocolates

Life is like a box of chocolates... you never know what you’re gonna get.
(Forrest Gump)

Beberapa hari yang lalu saya mengobrol dengan Bapak saya tentang kemungkinan saya untuk melanjutkan kuliah ke S-2. “Kalau kamu seneng, ambil aja. Uang mah gampang…” begitu kata Bapak saya. Saya hanya menjawab bahwa saya akan mengambil S-2 jika ada yang mau membiayainya, entah apakah itu dari universitas atau perusahaan. Dalam hati saya berkata bahwa saya sudah cukup merepotkan kedua orangtua saya...

Beberapa jam yang lalu saya mendapat telepon dari seorang Kawan. Ia bertanya apakah saya bisa menjadi wali asuh di sebuah asrama yang dikelola Pak Miftah Farid. Di sana saya bisa nginep dan makan gratis serta mendapat tunjangan per bulannya. Sedangkan kewajiban saya adalah mendidik anak-anak SMA serta SMP yang ada di asrama tersebut. Saya jawab tawaran Kawan saya tersebut dengan, ”Nanti saya pikirkan dulu ya...”

Beberapa menit yang lalu saya melihat nilai-nilai saya di Fakultas. Alhamdulillah... nilai semester 5 cukup bagus, walaupun akhirnya IPK saya turun kurang dari 3.5, tepatnya 3.46. ”Mimpi kamu sudah terwujud Dud, sudah saatnya kamu mengejar mimpi-mimpi yang lain sesuai tugas perkembangan manusia,” Allah seperti membisikkan kata-kata tersebut kepada saya, dan saya tidak merasa kecewa IPK saya turun.

Beberapa detik yang lalu, persiapan untuk membuka klinik hipnoterapi sudah mencapai 80%. Insya Allah seminggu kemudian bisa soft opening. Kami beri nama AHa Hypnotherapy Clinic. Kami? Ya, Kami, Alpha Habits Institute (AHaI) yang memiliki visi membantu dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Selain itu beberapa program AHaI lainnya di tahun 2010 sudah mulai berjalan.


Beberapa tahun yang lalu—tepatnya 3 tahun yang lalu, saya memutuskan keluar dari ITB kemudian memilih Psikologi sebagai implementasi serta aktualisasi diri. Sebuah keputusan yang berat, tapi harus saya lakukan. Dan tahukah Kawan apa yang saya katakan pada seorang Kawan sebelum saya kuliah di Psikologi? ”Saya sudah tahu skripsi yang saya buat di Psikologi nanti,” kurang lebih begitu yang saya ucapkan. Pada saat itu yang terlintas dalam pikiran saya adalah hypnotherapy.

Beberapa bulan yang lalu, saat training Basic Clinical Hypnotherapy, dr. Gunawan CHt berkata kepada saya, “Pak Duddy, tidak ada yang kebetulan di dunia ini.” Beliau mengatakan hal tersebut setelah mendengar bahwa saya mengikuti training itu karena “kebetulan” saya mendapat beasiswa.

Beberapa minggu yang lalu, saya mengikuti Advance Clinical Hypnotherapy. Padahal awalnya saya tidak berniat mengikutinya karena tidak ada biaya. Tapi kemudian terjadi sebuah keajaiban di mana saya kemudian bisa mengikutinya.

Life is like a box of chocolates... you never know what you’re gonna get. Kita nggak tahu apa yang akan kita dapatkan pada kehidupan esok, lusa, satu bulan lagi, satu tahun lagi…. Atau 10 tahun lagi. Kita hanya dapat berlari dan terus menatap ke depan, dan biarkan Allah Yang Maha Segalanya memberi petunjuk kepada kita agar terus berada pada jalur yang benar.

Dan tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Itulah hidup, Kawan.


Jum’at, 19 Februari 2010 / 5 Rabiul’awwal 1431 H

Duddy Fachrudin CHt

Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi: Makna Hidup

Selamat Sore Kawan,

Pembelajaran hari ini adalah mengenai makna hidup:

"Orang yang punya alasan dibalik hidupnya, maka ia punya energi yang luar biasa besar, karena ia tahu apa yang ia inginkan dan lakukan!"

[Temukan inspirasi serta kunci-kunci hidup bahagia & sukses di dalam buku saya yang ke-3 yang berjudul "10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia": Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

--------------------

Dapatkan inspirasi mengenai kehidupan, hidup yang penuh makna, bahagia & sukses, psikologi, dan neuroscience dengan mem-follow akun twitter saya: @duddyfachrudin

Salam Hidup Penuh Makna,

Duddy Fachrudin - Memberi, Berbagi, dan Melayani :)



Sunday, January 15, 2012

Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi: Berhenti Menyalahkan

Selamat Siang Kawan,

Pembelajaran hari ini adalah berhenti menyalahkan:

Jika ada seseorang yang sedang mengendarai mobil kemudian menabrak sebuah pohon besar yang mengakibatkan mobilnya hancur dan dirinya mengalami luka parah, apakah ia patut menyalahkan keberadaan pohon tersebut dengan mengatakan, “Sialan pohon!”.

Tentu tidak! Bukankah supirnya adalah dirinya sendiri? Begitu juga dengan hidup yang kita jalani sekarang, siapa yang menggerakkan tubuh yang kita miliki ini? Apakah tubuh kita digerakkan oleh orang lain?

[Berhenti menyalahkan & bertanggung jawablah kepada diri sendiri. Saya terangkan hal itu dalam buku saya yang ke-3 yang berjudul "10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia": Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

--------------------

Dapatkan inspirasi mengenai kehidupan, hidup yang penuh makna, bahagia & sukses, psikologi, dan neuroscience dengan mem-follow akun twitter saya: @duddyfachrudin

Salam Hidup Penuh Makna,

Duddy Fachrudin - Memberi, Berbagi, dan Melayani :)


Jamil Azzaini | Inspirator Sukses Mulia

http://www.jamilazzaini.com/

TDA - Komunitas Bisnis Tangan Di Atas

http://tangandiatas.com/

Saturday, January 14, 2012

Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi: Tujuan Hidup

Selamat Siang Kawan,

Pembelajaran hari ini adalah memiliki tujuan:

Ada seseorang ingin pergi, ia kemudian menyetop taksi.

“Mau diantar kemana Pak?” kata si Supir taksi.
“Terserah…” kita menjawab asal-asalan.

Akibatnya apa, Kawan? Supir taksi mungkin merespon dengan marah-marah terhadap jawaban kita dan ia mungkin juga akan mengantarkan kita melihat-lihat kota kemudian mengantarkan kita kembali ke rumah atau menurunkan kita di sembarang tempat seperti di depan rumah sakit jiwa!

[Memiliki tujuan adalah salah satu kunci bahagia dan sukses. Saya terangkan hal itu dalam buku saya yang ke-3 yang berjudul "10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia": Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

--------------------

Dapatkan inspirasi mengenai kehidupan, hidup yang penuh makna, bahagia & sukses, psikologi, dan neuroscience dengan mem-follow akun twitter saya: @duddyfachrudin

Salam Hidup Penuh Makna,

Duddy Fachrudin - Memberi, Berbagi, dan Melayani :)

Kita tidak perlu berharap sesuatu dari hidup, sebaliknya, BIARKAN HIDUP MENGHARAPKAN SESUATU DARI KITA. (Viktor E. Frankl)

La Vita E Bella... :)

Friday, January 13, 2012

Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi: Tanggung Jawab

Selamat Siang Kawan,

Pembelajaran hari ini adalah mengenai tanggung jawab:

"Kesuksesan atau kegagalan adalah tanggung jawab kita, kitalah yang menentukannya, BUKAN LINGKUNGAN ATAU ORANG LAIN."

[Sebelum masuk pada kunci-kunci bahagia dan sukses, tanggung jawab adalah sebuah sikap yang harus dimiliki. Saya terangkan hal itu dalam buku saya yang ke-3 yang berjudul "10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia": Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

Anda dapat memperoleh bukunya di toko buku di kota Anda :)

--------------------

Dapatkan inspirasi mengenai kehidupan, hidup yang penuh makna, bahagia & sukses, psikologi, dan neuroscience dengan mem-follow akun twitter saya: @duddyfachrudin

Salam Hidup Penuh Makna,

Duddy Fachrudin - Memberi, Berbagi, dan Melayani :)


Thursday, January 12, 2012

Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi: Identitas Diri

Selamat Pagi Kawan,

Pembelajaran hari ini adalah tentang identitas diri:

Sebagai manusia, kita kembali berpikir tentang siapa sebenarnya diri kita? Keberhasilan dalam tugas perkembangan remaja adalah menjawab pertanyaan tersebut dengan ja...waban positif tentunya. Dan identitas diri ini yang akan mempengaruhi kehidupan kita selanjutnya pada masa dewasa di mana kita mulai bekerja dan membina keluarga, yang artinya sebuah kehidupan yang menuntut tanggung jawab yang lebih tinggi.

[Identitas diri ini merupakan salah satu aspek yang paling penting untuk bisa hidup bahagia dan sukses. Saya terangkan hal itu dalam buku saya yang ke-3 yang berjudul "10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia": Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

--------------------

Dapatkan inspirasi mengenai kehidupan, hidup yang penuh makna, bahagia & sukses, psikologi, dan neuroscience dengan mem-follow akun twitter saya: @duddyfachrudin

Salam Hidup Penuh Makna,

Duddy Fachrudin - Memberi, Berbagi, dan Melayani :)


Catatan Seorang Mahasiswa Tua II: Keseimbangan

Liburan semester genap saya habiskan dengan bermain Championship Manager. Saya menangani AC Milan selama 20 musim dan berhasil menjuarai berbagai kompetisi domestik, eropa, dan dunia. Milan? Wajar, karena dihuni pemain-pemain top dan dana yang berlimpah. Well, karena bosan saya resign dan create new game dengan melatih Villareal, klub Spanyol yang kalah saing dengan Barcelona, Real Madrid, Valencia, Atletico Madrid, serta Athletic Bilbao. Saya main 10 musim, dan apa yang terjadi? Bagaimana prestasinya?

Seperti yang saya katakan sebelumnya, Barca dan Madrid pastinya mendominasi liga. Villareal hanya berhasil menduduki posisi 3 besar di musim pertamanya, itupun dengan kerja keras karena sempat berada pada zona degradasi. Musim-musim berikutnya hampir sama, selalu posisi 3. Namun seiring waktu berjalan, pundi-pundi keuangan klub meningkat. Saya pun membeli pemain-pemain kelas dunia untuk mengimbangi bahkan mengalahkan dominasi Madrid dan Barcelona.

Gerard Pique, Alexander Pato (ditukar dengan Rossi), Mixalis Pavlis, Luca Modric, Juan Mata (ditukar dengan Fernandez), Nilmar, Edin Dzeko, Kevin Prince Boateng (ditukar dengan Luis Valencia), Lionel Messi, dan Cesc Fabregas pun diboyong. Sementara saya pun mendapatkan Fernando Gago, Wayne Rooney, serta David Villa secara gratis karena tidak memperpanjang kontrak di klubnya masing-masing. Pemain-pemain tersebut menemani para pemain top yang saya datangkan sejak awal musim, yaitu Bojan Krkic, Angel Di Maria, Denilson, Gael Clichy, dan Domenico Criscito. Mereka bergabung dengan skuad utama The Yellow Submarine yang terdiri dari Nihat Kahveci, Giuseppe Rossi, Gonzalo, Marcos Senna, Diego Lopez, dan Joan Capdevilla.

Posisi klub pun merangkak ke posisi 2. Sementara di Eropa berhasil menjuarai UEFA Cup dan Liga Champion. Penantian panjang untuk menjuarai La Liga akhirnya terwujud, yaitu saat Rooney bermain. Bahkan pada saat itu kami berhasil mendapatkan 3 gelar: La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champion. Wow! Ditambah Super Cup dan Kejuaraan Dunia Antar Klub di musim berikutnya, Villareal menjadi klub terhebat saat itu.

Memang menjuarai berbagai kompetisi membuat semua bahagia. Namun ternyata ada PR bagi saya yang sangat penting. Yaitu bagaimana saya bisa memainkan semua pemain top yang ada. Tentunya saya tidak bisa memainkan semuanya dan harus ada yang dikorbankan untuk duduk di base. Dan bagi pemain top yang duduk di bangku cadangkan merasa tidak bahagia (unhappy). Inilah masalahnya, Kawan!

Setelah dipikir-pikir… solusinya ternyata cuma satu, yaitu menjualnya.

Oke, karena saya penganut formasi 4-2-3-1, maka sangat mengandalkan serangan sayap dengan satu striker dan pemain tengah yang berfungsi sebagai jangkar. Untuk sayap, saya selalu memainkan Di Maria dan Bojan. Juan Mata yang saya dapatkan dengan menukar Mathias Fernandez plus uang akhirnya saya lepas, karena punya posisi yang sama dengan Di Maria. Untuk striker, pilihan pertama selalu pada Nihat. Namun saat Rooney datang, saya menjualnya. Dan ketika saya mendapatkan David Villa, saya pun menjual Rooney. Edin Dzeko yang tidak mendapat tempat pun akhirnya saya tukar dengan pemain muda Inter, Goran Slavkovski.

Itulah sederet kasus di mana saya harus menentukan pemain yang menjadi starting line-up. Saya tahu bahwa tidak baik menumpuk pemain bintang. Ini menimbulkan ketidakseimbangan, dan pastinya ada pihak yang merasa tidak bahagia. Ketika saya selalu memainkan Di Maria maka Juan Mata yang posisinya sama dianggap tidak penting bagi klub. Bahkan ketika Modric datang, dan saya terus memainkan Di Maria, ia merasa tidak bahagia.

Ketika ada yang masuk, maka ada yang keluar. Inilah keseimbangan. Menangani Villareal memberikan insight yang luar biasa bagi kehidupan yang sesungguhnya. Sekali lagi bahwa saya tidak bisa memainkan semuanya. Harus ada yang dikorbankan. Harus ada yang dilepas atau dijual. Jika tidak, ada pihak yang dirugikan, kecewa, marah, dan tidak bahagia.

Dalam kehidupan nyata, kita kuliah, berorganisasi, sampai berbisnis atau kerja. Semuanya bisa dilakukan sekaligus. Ya, saya ulangi: semuanya bisa dijalankan sekaligus. Namun yang terpenting dari itu semua adalah, apakah hasilnya bagus? Secara akademik bisa mendapatkan IPK > 3? Berorganisasi dengan amanah? Dan menghasilkan uang dengan kerja keras?

Jika organisasi yang kita jalani hanya satu, mungkin bisa amanah. Bagaimana jika dua, tiga, empat, atau lima? Saya tidak yakin. Jika semuanya dilakukan, fisik dan psikis akan tidak seimbang dan berujung pada ketidakfokusan. Ketidakseimbangan pada aktivitas organisasi kita bisa berpengaruh pada kuliah dan kerja kita. Sementara ketidakfokusan hanya menjadikan kita sebagai orang yang rata-rata bukan di atas rata-rata. Semua berantakan, mungkin terjadi.

Kuliah hancur? Orangtua tidak bahagia. Berorganisasi tanpa komitmen? Anggota lain merasa kecewa. Kerja asal-asalan, yang harusnya dikerjakan tapi tidak dikerjakan? Bos marah.

Ada yang masuk, maka ada yang keluar. Itulah keseimbangan, Kawan. Dan itulah yang kita pelajari selama kuliah di Fakultas Psikologi.

 

19Okt'10, Malam-malam sambil makan nasi goreng...

Duddy Fachrudin


Wednesday, January 11, 2012

Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi: Mengambil Hikmah

Selamat Pagi Kawan,

Pembelajaran hari ini adalah tentang mengambil hikmah dari sebuah kegagalan:

"Orang gagal adalah orang yang melakukan suatu kesalahan tetapi tidak mengambil hikmah dari pengalaman tersebut."

[Elbert Hubbard dalam buku saya yang berjudul "10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia": Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

--------------------

Dapatkan inspirasi mengenai kehidupan, hidup yang penuh makna, bahagia & sukses, psikologi, dan neuroscience dengan mem-follow akun twitter saya: @duddyfachrudin

Salam Hidup Penuh Makna,

Duddy Fachrudin - Memberi, Berbagi, dan Melayani :)


Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi: Petualangan

Aku tak peduli di mana harta itu berada! Aku juga tak peduli apa one piece benar ada atau tidak. Semua orang mempertaruhkan nyawa demi mencari jawabannya. Kalau semua rahasia itu dibuka sekarang... Aku sebaiknya berhenti jadi Bajak Laut! Aku tidak suka melakukan petualangan yang membosankan!

[Monkey D. Luffy dalam buku "10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia": Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

Tuesday, January 10, 2012

Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi: Cita-cita

Dari kecil aku bercita-cita jadi tentara. Untuk memperjuangkan cita-citaku, aku menekuni olahraga. Aku aktif di bidang beladiri, silat, karate, kungfu, dan jenis olahraga lain, seperti sepakbola, basket, voli. Di bidang olahraga aku sempat berprestasi. Tapi ternyata, musik lebih menarik-narik. Musik aku rasakan lebih menggelitik.

[Iwan Fals dalam buku "10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia": Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

Catatan Seorang Mahasiswa Tua

“Di Indonesia hanya ada dua pilihan. Menjadi idealis atau apatis. Saya sudah lama memutuskan harus menjadi idealis sampai batas sejauh-jauhnya. Kadang saya takut apa jadinya saya kalau saya patah-patah…”

Kata-kata di atas Soe Hok Gie yang punya. Dia tulis 42 tahun yang lalu, tepatnya 20 Agustus 1968. Judul di atas pun terinspirasi dari artikel yang ditulis Gie dengan judul yang sama. Tapi tulisan ini bukan tentang Gie, tapi kehidupan.

Soe Hok Gie

Gara-garanya kemarin, ketika saya ngobrol-ngobrol dengan seorang Kawan yang mau wisuda. Dia mengatakan, “Buat apa kuliah? Kalo bukan buat kerja,” begitu katanya. Ah, walaupun saya tidak setuju, tapi saya menghargai pendapatnya. Bukankah dalam NLP ada yang namanya “the map is not the territory” (Mau tahu penjelasannya? Silahkan pelajari NLP).

Lain lagi dengan cerita Kang Tauhid ketika beliau lebih memilih menjadi seorang dosen dibanding dokter spesialis. Padahal beliau adalah salah seorang jenius yang berada di sekitar kita. Dan dengan menjadi dokter spesialis, beliau akan mendapat gaji ratusan juta per bulannya. Ketika beliau menceritakannya kepada saya, saya angguk-angguk setuju dengan keputusannya. Kenapa? Bayangkan kalo sekarang Kang Tauhid jadi dokter spesialis, saya mungkin tidak akan pernah ketemu dengannya. Ah, itu alasan sederhana saya. Tapi yang utama, saya setuju karena beliau punya IDEALISME.

Idealis sedikit. Minoritas Kawan. Serius! Jadi nggak banyak orang jadi idealis. Karena mereka punya pemikiran sendiri. Yang kebanyakan ke kanan, idealis ke kiri. Sementara orang-orang ke atas, dia ke bawah. Makanya banyak para ilmuwan dulu kebanyakan idealis, yang lain sekolah, dia merenung di bawah pohon.

Lalu bagaimana dengan kita? Itu terserah. Mau menjadi idealis silahkan. Atau lebih memilih seperti kebanyakan orang. Yang jelas setelah membuat keputusan harus disertai tanggung jawab. Kayak pesan paman Ben ke Peter Parker sang Spiderman, “The great power comes great responsibility”.

Sekali lagi tentang idealis. Idealis memikirkan orang, yang lain memikirkan diri sendiri. Dan inilah para idealis yang saya kagumi: Rasulullah Muhammad Saw., Umar bin Khattab, Galileo, Leo Tolstoy, Gandhi, Bunda Theresa, Soe Hok Gie, Patch Adams, dan Tauhid Nur Azhar.

Jika kalian ingin bahagia, kalian harus hidup untuk orang lain.” (Tolstoy)

 

… 20 Agustus 2010, … malam-malam mau sahur

(di sela-sela membuat materi workshop “10 PT & 1 WR”)

Duddy Fachrudin

Btw selain terinspirasi artikel dengan judul yang sama oleh Gie: kenapa judulnya "Catatan Seorang Mahasiswa Tua", karena saya menginjak tahun ke-7 kuliah saya (atau tahun ke-4 di Fakultas Psikologi). Dan insya Allah ini tahun terakhir kuliah... ya iyalah, kalo kuliah terus kapan mau fokus menolong dan meningkatkan kualitas hidup orang lain? Saya ulangi deh dan silahkan di-stabilo-in, ini sekaligus pesan buat mahasiswa psikologi lain: kalo kuliah terus kapan mau fokus menolong dan meningkatkan kualitas hidup orang lain?

Para remaja yang belum memiliki identitas dirinya akan mencoba berbagai hal, termasuk ke hal-hal negatif untuk menemukannya. Terjadi krisis, kebingungan, ketidaktahuan arah pada diri remaja, namun krisis tersebut dialihkan kepada kegiatan yang merusak diri mereka sendiri. Padahal jika kita mengupayakan sejak awal untuk menentukan siapa sebenarnya diri kita, cita-cita dan impian yang ingin diraih, pendidikan serta pekerjaan apa yang ingin dijalani, maka akan memfokuskan diri kita pada hal-hal yang positif. [10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia: Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

Monday, January 9, 2012

Kebersamaan Itu: Kita masuk bersama-sama, keluar pun harus bersama-sama. [10 Pesan Tersembunyi & 1 Wasiat Rahasia: Buku Anti Stres, Anti Galau, Anti Depresi]

Aku Jatuh Cinta

Apakah aku mencintaimu, aku tak tahu

Aku hanya melihat wajahmu sekali saja

Aku memandang di matamu sekali itu

Akan membebaskan hatiku dari semua derita

Apakah aku mencintaimu, aku tak tahu

(Goethe: Liebesgedichte für Friederike)

Tanggal 2 April 1770, Johann Wolgang von Goethe tiba di Strasbourg untuk melanjutkan studi ilmu hukum dari Universitas Leipzig ke Universitas Strasbourg. Ia berada disana selama 1 tahun 4 bulan, namun dengan waktu yang singkat tersebut, Goethe jatuh cinta pada seorang gadis, anak dari seorang pastur bernama Friederike yang dikenalnya di desa Sesenheim. Goethe kemudian menuliskan perasaannya pada sebuah sajak di atas: Liebesgedichte für Friederike, Sajak Cinta untuk Friederike).

Strasbourg bukanlah Paris yang dikenal dengan kota cinta—kota para pecinta, tempat mereka mencari inspirasi dan cinta. Namun memang Strasbourg merupakan entrée ke Paris, jadi wajar aura-aura cinta sudah terasa oleh Goethe, walaupun ia tidak berada di Paris. Begitulah Paris dengan pesona cintanya disamping berbagai mahakarya seni dan arsitektur indahnya menggoda manusia untuk mengunjungi kota tersebut.

Bagaimana jika kita berandai-andai dan mengaktifkan imajinasi untuk pergi ke Paris, mencari sesuatu, pemikiran, dan cinta? Baiklah kalau begitu, biarkan aku yang memulainya:

Pagi itu aku melangkah menuju sebuah menara berketinggian 300 meter. Menara tersebut disusun dari 15 ribu keping metal yang dipateri menjadi satu. Beratnya mencapai 7 ribu ton serta bertumpu pada empat kaki penyangga dengan fondasi dasar dari beton. Gustave Eiffel membangunnya pada tahun 1889. Akhirnya aku sampai dan kemudian naik lift hingga puncak Eiffel dan terlihat indah pemandangan kota Paris. Di situ pula aku memulai kontemplasi tentang kehidupan dan cinta.

Sesaat aku memikirkan kehidupanku: kuliah, kerja, dan cinta. Hal terakhir ini yang memang ingin aku cari. Terlihat di jalanan para pasangan yang saling bergandengan tangan, berpelukan, mesra. Di antara mereka, pasangan madya: pria bermantel coklat dan wanita bersyal merah yang paling membuatku tertegun. Ketika aku melewatinya, terlihat wajah wanita itu pucat dan tangan kiri pria memeluk hangat pasangannya itu. Mungkin, wanita itu sedang sakit, ujarku dalam hati, dan sang pria dengan setia mengantar wanitanya pergi kemanapun pergi.

Kemudian aku memandangi sebuah keluarga: ayah, ibu, dan 3 orang anak bercanda ria ketika aku mampir sejenak di restoran Les Deux Magots, tempat dimana Sartre, Beauvoir dan Camus biasa nongkrong. Aku keluar dari Les Deux Magots sambil membayangkan bagaimana keluargaku nanti: istri dan anak-anakku. Aku kemudian menuju sebuah katedral, duduk di bangku taman, dan mengambil sebuah buku dari ranselku: Notre-Dame de Paris: 1482. Tahun 1831 Victor Hugo menulis novel yang mengisahkan katedral Notre-Dame yang ada di depanku. Aku memandanginya lama, indah.

Hari mulai tenggelam. Matahari segera menghilang. Aku kembali berjalan dan berhenti di sebuah taman, duduk. Kemudian aku membaca Rousseau berjudul Walden. Buku ini yang menginspirasi behavioris BF Skinner untuk menulis Walden II, kisah tentang masyarakat impian yang teratur oleh postulat-postulat behavioristik. Sambil membaca aku membayangkan Indonesia, tanah air yang bisa dibilang jauh dari harapan Rousseau dan Skinner dalam bukunya.

Matahari benar-benar ingin lenyap, sudah condong ke barat. Aku mulai bergegas. Sebelum pergi dari taman, aku membaca Liebesgedichte für Friederike. Perlahan kata demi kata aku baca: Apakah aku mencintaimu, aku tak tahu... Aku hanya melihat wajahmu sekali saja... Aku memandang di matamu sekali itu... Akan membebaskan hatiku dari semua derita... Apakah aku mencintaimu, aku tak tahu. Sajak yang benar-benar menyentuh hati. Sayang, setelah Goethe memperoleh gelar dari Universitas Strasbourg, ia menemui Friderike untuk yang terakhir dan kembali ke Frankrut. Friederike menyangka bahwa Goethe akan kembali ke Strasbourg, namun ternyata tidak. Kemudian ia memberinya surat perpisahan kepada Goethe yang sangat membuatnya sedih: Jawaban surat perpisahan dari Friederike mengoyak hatiku... Aku sekarang baru pertama kali merasa kehilangan... Begitulah ekspresi kesedihan Goethe yang tertuang dalam tulisannya.

Aku menutup Liebesgedichte für Friederike, membuka roti dan memakannya, sambil memandangi taman yang dipenuhi para pasangan. Mereka mengobrol, bercanda bahkan berciuman. Rotiku habis dan matahari sudah tenggelam. Lampu taman menyala jingga membuat suasana menjadi semakin romantis. Aku menengok ke sebelahku: tak ada siapa-siapa. Tak ada cinta yang bisa diajak berbagi, layaknya para pasangan itu. Aku melamun: seseorang... siapakah seseorang yang akan berada disampingku, menemani duduk di taman sambil makan roti dan membaca sastra? Aku kemudian teringat sebuah lirik lagu berjudul Tentang Seseorang yang melantun indah di film AADC:

Cinta hanyalah cinta

Hidup dan mati untukmu

Mungkinkah semua tanya kau yang jawab

Dan tentang seseorang

Itu pula dirimu

Ku bersumpah akan mencinta


Tek.. tek.. tek.. Aku membuka mata, melihat jam weker berdetak yang terletak di sebelah monitor komputerku. Pukul 3.30 pagi. Mimpi. Aku bermimpi. Aku masih terbengong-bengong setengah sadar, mencoba merangkai kembali mimpiku.

Aku bangun dari kasurku, berjalan menuju pintu, membukanya. Kunyalakan lampu kamar mandi, membasahi wajahku yang kusut, lalu berwudlu, segarnya air pagi. Lalu kugelar sajadah, kupakai pakaian terbaikku. Allahu Akbar... dalam keheningan aku bersujud dan bersyukur. Mungkin inilah jawaban dari-Nya tentang pertanyaan yang ada dalam mimpiku yang akan membebaskan hatiku dari semua derita kehidupan.

 

Ruang Sunyi—8 Juli 2009

Beberapa jam setelah menonton Paris Je T’aimei

Duddy Fachrudin


Ada Apa dengan Cinta

Perempuan, datang atas nama cinta

Bunda pergi, karena cinta

Digenangi air racun jingga adalah wajahmu

Seperti bulan lelap tidur di hatimu

Yang berdinding kelam dan kedinginan

 

Ada apa dengannya?

Meninggalkan hati untuk dicaci

 

Lalu sekali ini aku lihat karya surga dari mata seorang hawa

 

Ada apa dengan cinta?

 

Tapi pasti aku akan kembali

Dalam satu purnama

Untuk mempertanyakan kembali cintanya

 

Bukan untuknya

Bukan untuk siapa

Tapi untukku

 

Karena aku ingin kamu

Itu saja.

(Rangga kepada Cinta, dalam ending AADC)

"Berawal dari buku berlanjut ke malam minggu." (Limbong--alm. Gito Rollies kepada Rangga, scene di toko Buku Kwitang)

Alih-alih belajar untuk UTS, saya malah mengambil CD film Ada Apa dengan Cinta dan kemudian memutarnya. Inilah film terbaik Indonesia, dan entah sudah berapa kali saya menontonnya sejak 2002. Tentu saja terbaik, karena selain bersama Petualangan Sherina yang membangkitkan perfilman Indonesia, AADC juga merupakan film yang punya karakter. Skenario yang ngena, pemilihan pemain yang cocok dengan tokoh yang diperankan, serta alunan soundtrack yang mengaduk emosi, membuat AADC layak menyanjung predikat film terbaik Indonesia saat ini.

AADC berbicara tentang dua dunia yang berbeda antara Rangga dan Cinta. Yang satu unik, berbeda, menyendiri tanpa teman, dan menyukai sastra. Sementara satunya lagi gaul layaknya remaja, memiliki sahabat yang setia, dan ke mana-mana harus selalu bersama. Lalu bagaimana menyatukan keduanya?

Tentunya akan muncul konflik. Dan konflik menyangkut pilihan. Dan hanya pilihan yang diputuskan dari hati nurani terdalam yang dapat menyelesaikan konflik tersebut. Dan karena itulah Rangga dan Cinta bersatu di akhir cerita. Itulah cinta.


Ada apa dengan cinta?

Tidak ada apa-apa.

Hanya… karena cinta dapat membuat orang terlena.

 

Ada apa dengan cinta?

Tidak ada apa-apa.

Hanya… karena cinta, seseorang dapat meneror lewat sapa dan kata.

 

Ada apa dengan cinta?

Tidak ada apa-apa.

Hanya... karena cinta, seseorang dapat depresi menderita.

 

Ada apa dengan cinta?

Tidak ada apa-apa.

Hanya… karena cinta, Luffy dan kawan-kawannya dapat menerjang samudra yang penuh gelora.

 

Ada apa dengan cinta?

Tidak ada apa-apa.

Hanya… karena cinta, seseorang dapat mewujudkan impian dan cita.

 

Ada apa dengan cinta?

Tidak ada apa-apa.

Hanya… karena cinta, kami membangun Rumah Impian Indonesia.


Cinta adalah pilihan. Dan pilihan yang diputuskan dari hati nurani terdalam yang akan membuat cinta itu abadi. Oleh karena itu, dari sekian banyaknya pilihan yang ada dalam kehidupan ini, kami memilih membangun Rumah Impian Indonesia. Dan siapapun yang ada di Rumah Impian Indonesia akan berbagi cinta, impian dan cita. Kami sudah memutuskannya. Lewat cinta kami membangunnya.

Tak usah bimbang, karena ini tujuan mulia. Tak usah ragu karena kami ada untukmu. Terima kasih Kawan, terima kasih sudah bergabung. Dan kita akan menjalankannya bersama-sama. Lewat cinta.


Ruang Cinta, 14 November 2010

Setelah menonton AADC untuk kesekian kalinya…

Duddy Fachrudin