Monday, December 5, 2011

Tenangkan Dirimu Sejenak

Satu bulan yang terasa sempit. Desember 2012. Di mana di akhir bulan itu batas akhir pendaftaran forum Skripsi. Dan kini masih ada 3 minggu lagi. 3 minggu untuk selamanya. Bukan untukku, tapi lebih untuk orang-orang yang mencintaiku.

Di lain pihak, entah apakah ini ujian kefokusan atau berkah yang Allah berikan kepadaku. Aku dan tim menjadi finalis ajang kompetisi bisnis se-Indonesia. Wow... awal yang tidak pernah terpikir olehku. Karena aku merasa bukan orang yang suka berkompetisi, bahkan need of achievement di EPPS saja 0 (nol).

Tapi entah aku tertantang, untuk bisa melakukan yang lebih baik. Karena aku ingin mengukur sejauh mana potensi bisnis dalam diriku. Mungkin kalau hanya mengisi pelatihan (terutama tentang hipnosis & hipnoterapi) sudah menjadi hal yang biasa bagiku. Tapi mendatangkan peserta lebih banyak dari pelatihan sebelumnya yang belum aku lakukan secara maksimal. Pelatihan? Ya, usahaku di bidang pelatihan, sesuai dengan keilmuanku: Psikologi.

Lalu?

Aku merasa kelebihan dopamin. Motivasi menggebu-gebu, kerja berlebih... Tapi setelah itu aku berpikir kembali: untuk apa semua ini?

Sedetik yang lalu ada seorang temanku yang sedang mengambil Metpen (Proposal Skripsi) dan menjadikan aku sebagai subjek penelitiannya. Proposalnya berjudul: Regulasi Diri Mahasiswa Yang Kuliah Sambil Bekerja Dengan IPK Di Atas Rata-rata.

"Jadi kamu jarang belajar?" Dia mengambil kesimpulan.
"Ya seperti itu... Belajar paling di kelas, dsikusi sama dosen. Kalau udah di kosan capek dan tidur." Sambutku.

"Kalau ujian gimana?" Tanya dia lagi.
"Tergantung mata kuliahnya. Kalau soalnya hafalan, saya belajar, tapi kalau pemahaman, saya nggak belajar." Saya menjawab polos.


Aku kuliah di Psikologi Unisba yang padat, nilainya susah, lulusnya lama-lama, dan dengan status seorang remaja yang berada pada titik nadir kehidupan. Jadi aku nggak pernah memikirkan IPK tinggi. Aku sendiri nggak ngerti kenapa nilaiku bagus-bagus. Aku hanya tertarik pada perilaku manusia dan yang paling penting dengan ilmuku aku bisa membantu orang-orang yang pernah berada di titik nadir tersebut. Rasanya nggak enak berada di situ. Sangat tidak menyenangkan. Tapi itulah hidup, hidup yang harus kita jalani.

Dan sekarang aku bekerja dan menulis buku pun supaya bisa membantu orang banyak. Cuma itu. Cuma itu.

Dan kini aku hanya ingin bertanya kembali pada diriku? Untuk apa semua ini... untuk apa semua ini?


6 Des 2011

Terima kasih hidup. Terima kasih kehidupan :)

  

No comments:

Post a Comment