Friday, August 17, 2012

Hikmah, part # 3 (habis)

Momen Spesial

Apa momen spesial Anda? Apakah saat hari pernikahan Anda? Atau ketika pertama kali jatuh cinta? Atau meraih sebuah penghargaan atas prestasi Anda? Mungkin dari ketiga hal itu salah satunya merupakan momen spesial dalam hidup Anda.

Mungkin saya berbeda jika ditanya apa momen spesial dalam hidup saya. Tahun 2007 saya memutuskan untuk tidak meneruskan kuliah di ITB dan memilih pindah ke Fakultas Psikologi. Sebuah keputusan terpenting dalam hidup saya yang mungkin diangap bodoh oleh orang lain. Namun, alhamdulillah ternyata Allah memberikan jalan bagi saya untuk berkembang sesuai minat dan potensi yang selama ini belum tergali. Di Psikologi saya banyak belajar dan bertemu orang-orang luar biasa, salah satunya adalah seorang dosen, sahabat, dan teman dalam berbagi ilmu dengan ikhlas yaitu Kang Tauhid Nur Azhar. Lewat beliau saya belajar banyak, bukan hanya pada materi kuliah, tapi bagaimana menyikapi kehidupan.

Kadang saya suka bertanya, "Apakah saya bisa bertemu dan belajar pada Kang Tauhid jika saya tidak memutuskan kuliah di Fakultas Psikologi Unisba?" Entah, hanya Allah yang tahu. Yang penting sekarang adalah bersyukur atas nikmatnya yaitu dipertemukan dengan orang yang membuat saya lebih memiliki arti hidup.

Kata Ibu

Pada suatu malam yang indah di sebuah rumah sederhana di sudut kota, tampak 2 keluarga dari pihak laki-laki dan pihak perempuan berbahagia bersilaturahmi saling sapa penuh cinta. Ditengah-tengah obrolan hangat, seorang ibu dari pihak laki-laki berkata, "Kalo Duddy nggak pindah ke Unisba mungkin nggak ketemu neng Nita."

Itulah hikmah menurut ibu saya, ibu no. 1 di dunia tentang momen spesial saya. Betul juga, walaupun sekali lagi Allah yang lebih tahu. Mungkin memang inilah jalan-Nya, jalan saya dipertemukan kapada calon istri saya.

Calon Istri?

Masih ingatkah dengan pelatihan hipnoterapi, kompetisi bisnis, dan teman-teman baru dari UPI? Subhanallah... Sekali lagi mungkin inilah jalan Allah, ada banyak hikmah di setiap kejadian. Ketika saya ikut dalam sebuah komunitas outbond training saya bertemu dengan seorang Kawan yang kemudian merekomendasikan saya untuk memberikan pelatihan hipnoterapi dasar di UPI. Di sana saya bertemu teman-teman Psikologi UPI baik yang menjadi panitia maupun peserta.

Kemudian silaturahim itu tidak terputus begitu saja, karena berawal dari kompetisi bisnis yang kami ikuti, saya meminta bantuan kepada teman-teman yang menjadi panitia ketika di UPI itu untuk membantu pelaksanaan event berikutnya yang diikutsertakan pada program kompetisi bisnis. Inilah jalan Allah...  meskipun sesungguhnya saya malas ikut kompetisi tersebut karena sedang fokus skripsi, tapi atas ajakan seorang Kawan akhirnya saya menyerahkan proposal bisnis, dan lolos ke final. Saya berdo'a beberapa kali agar tidak lolos tapi Allah berkehendak lain. Dan hikmah terbesarnya saya mengikuti kompetisi bisnis tersebut saya dipertemukan kembali dengan teman-teman dari UPI.

Dari pertemuan kembali itulah kemudian saya menemukan jodoh saya.

Alhamdulillah dengan ijin Allah di bulan Mei 2012, saya dan keluarga melamarnya tepat sehari setelah ibu saya mengatakan, "Kalo Duddy nggak pindah ke Unisba mungkin nggak ketemu neng Nita."

Keajaiban "nikah2011"

Tidak ada yang tidak mungkin ketika Allah sudah memutuskan sesuatu. Seperti misalnya dalam sebuah film religi berjudul "Ketika Cinta Bertasbih". Dalam film tersebut, Azzam diceritakan sedang mencari pendamping hidup. Namun setelah pencarian yang berbulan-bulan ia tidak berhasil mendapatkannya. Ia sendiri ingin memiliki istri seperti Ana, namun Ana sudah ada yang melamar. Ana kemudian menikah, namun karena suatu hal ia bercerai. Dalam hati kecilnya ia ingin menjadi istri bagi seseorang yang dulu telah menolongnya yang tidak lain adalah Azzam. Azzam tidak mengetahui bahwa Ana telah bercerai. Ia yang pasrah belum menemukan pendamping hidup akhirnya dipertemukan "kembali" oleh Ana. Mereka berdua pun menikah.

Meskipun dalam film, saya percaya banyak keajaiban Allah yang bertebaran di muka bumi ini. Dan saya semakin percaya setelah saya mengalaminya sendiri. Sejak meniatkan diri menikah pada tahun 2011, di akhir tahun 2010 saya mengganti password FB saya menjadi: nikah2011. Alasannya agar saya terus berikhtiar untuk mewujudkan impian tersebut.

Pada bulan Januari 2012, salah seorang teman dari UPI juga memiliki password yang sama. Siapakah ia? Ia tidak lain adalah calon istri saya. Saat itu perasaan saya biasa saja. Namun seiring berjalannya waktu dan saya dan ia banyak memiliki kesamaan terutama tentang visi hidup, perasaan itu berubah, dari yang netral menjadi positif cinta.

Mungkinkah ia jodoh saya? Mungkin. Karena ia sendiri tidak sedang dilamar oleh orang lain. Maka saya pun mengajukan diri untuk melamarnya.

Jangan Menyesal

Alhamdulillah, 30 hari dari hari ini insya Allah kami akan menikah. Sebuah penantian dan niat yang telah terpatri di hati masing-masing hingga menuangkannya dalam bentuk password. Dan Allah menjawab niat dan do'a kami hingga kami dipertemukannya dengan cara yang indah. Beginilah cara Allah mempertemukan saya dengannya. Jadi mengapa harus menyesal meninggalkan ITB?

Jangan pernah menyesal, dan syukurilah setiap kejadian yang kita alami. Karena ada hikmah yang Allah berikan kepada kita. Jangan bersedih, jangan menyesal. Mantapkan niat, perbanyak do'a dan tentunya ikhtiar. Allah yang meminta kita untuk menikah, maka Allah akan memudahkan, Allah akan menyediakan fasilitas dan sarana-Nya. Dan allah akan mempertemukan kita dengan pendamping hidup kita dengan cara-Nya yang luar biasa indah.

I'tikaf Jonggol 1433 H, 17 Agustus 2012

Duddy Fachrudin

No comments:

Post a Comment