Sunday, February 19, 2012

Nikah: Kupinang Engkau dengan Sepeda Ontel

Nikah itu… Nikmatnya IKAtan barokaH
(Duddy Fachrudin)

Berbicara mengenai cinta memang tak ada habisnya. Mengapa? Karena hidup ini tak akan ada tanpa cinta. Karena Allah Maha Mencintai hamba-Nya, apapun yang terjadi. Dan sifat itu Allah tularkan kepada mahluknya yang bernama manusia. Entah apa jadinya jika manusia sudah tak memiliki sifat ini. Tak akan ada lagi Ibu yang membuang bayinya. Tak akan ada lagi korupsi dan tak akan ada kejahatan. Ya Allah maafkan kami…

The power of love adalah kekuatan yang maha dahsyat. Seorang Ibu rela meregang nyawa ketika melahirkan kita. Saya sendiri nggak bisa membayangkan betapa sakitnya wanita mulia itu ketika mengeluarkan seonggok daging mungil dari rahimnya. Sampai kita dewasa beliau selalu memberikan curahan cintanya untuk sang anak. Mari, sini nak… Ibu disini…, ya Allah masukkanlah wanita penuh cinta itu kedalam jannah-Mu. Itulah kekuatan cinta.

Kekuatan cinta pula yang menyatukan dua insan dalam sebuah ikatan pernikahan. Hmm... Nikah? Seperti kata Shofwan Al-Banna: Emang gue pikirin… Tapi emang gue harus pikirin. Kenapa harus dipikirin? Ah, Kawan... kita tengok saja berbagai berita perceraian yang setiap hari kita santap di media. Itulah mengapa suatu pernikahan harus dipersiapkan secara matang, salah satunya agar hal yang tidak disenangi Allah itu tidak terjadi.

Pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Segala sesuatunya harus dipersiapkan untuk menghadapi moment itu. Pernikahan bukan sekedar pemuas nafsu belaka. Ketika memasuki kehidupan baru bernama keluarga, tantangan kehidupan akan semakin besar. Berbagai perubahan hidup mau nggak mau pasti terjadi, dan jika kita tidak pandai mengelolanya bisa menimbulkan stres. The College Life Stress Inventory (Renner, M.J. & Mackin R.S, 1998) bahkan menyebutkan pernikahan adalah salah satu sumber stres dengan norma 76 dari skala 100.

Namun, jika suatu pernikahan bisa dikelola dengan baik, hal itu bukanlah penyebab stres, melainkan sumber kebahagiaan dan solusi kehidupan. Ya, kenapa nggak, menikah dijadikan solusi bagi setiap orang untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Lelaki yang rambutnya gondrong acak-acakan semasa membujang menjadi rapi jali ketika menjadi seorang suami. Rokok pun tak lagi disentuhnya karena sang istri emoh melihat pangerannya merokok. Lalu yang terbiasa hidup boros, menjadi super hemat karena harus mengatur keuangan keluarga. Hidup pun jadi produktif coz harus menghidupi diri juga keluarga. Dan yang paling penting menjadi semakin dekat dengan Rabb-nya karena mereka telah menyempurnakan dien-nya.

From this day on, forever be true
Cherish this life that’s destined for you
Live your life with kindness and care
Remember Allah will always be there

There is joy, there is happiness
In this union, let there always be bliss
Allah will bless your home with light
Your heart, with never ending delight

Two worlds are now have become one
The road ahead is as bright as the sun
Oh Allah, keep this marriage so strong
In Your hands does their future belong
(Zain Bikha, Nikahun Mubarakun)



Pernikahan ibarat sepeda ontel dimana dua manusia berada di atasnya. Jika sepeda berada pada sebuah tanjakan berat, maka mereka saling bahu membahu mendorong sepeda dan ketika berada pada jalanan yang menurun, mereka harus pandai-pandai mengeremnya jika tidak ingin menabrak kendaraan di depannya. Tanjakan adalah sebuah ujian seperti kesulitan uang atau dimana sepasang manusia itu harus mengontrak sebuah rumah sederhana dan turunan adalah dimana mereka mendapat karir bagus dan uang berlimpah yang mungkin bisa menjadi parasit atau sumber keretakan pernikahan.

Dan jika sesuatu yang buruk akan menimpa pada sebuah pernikahan, remember Allah will always be there , Allah Ar-Rahman Ar-Rahim akan menguatkan kembali ikatan itu sembari dua insan melepaskan ego masing-masing. Insya Allah, samudera kesulitan akan dapat terarungi dengan mulus dan kata-kata habibi serta habibah akan terus terucap dari bibir masing-masing hingga batas waktu yang tak pernah kita tahu.


Untuk seorang kawan yang akan menikah...

Kamar Sunyi, 4 Agustus 2009

Duddy Fachrudin


No comments:

Post a Comment