Sunday, February 1, 2009

I’am A Leader

“Sebuah negara tidak akan pernah kekurangan seorang pemimpin apabila anak mudanya sering bertualang di hutan, gunung, dan lautan.”

(Sir Henry Dunant)

Sore itu, Kamis, 3 Juli 2008 saya termenung membaca quote di atas pada sebuah novel berjudul singkat namun berisi, 5 cm. Sebuah kalimat yang terlontar dari seorang Bapak Palang Merah sedunia itu menggetarkan hati dan seluruh tubuh saya. Beberapa detik saya melamun. Kemudian saya berucap dalam hati, keren.

Saat ini banyak teori tentang kecakapan berkomunikasi, kepemimpinan, bekerja sama dalam tim, atau soft skills lainnya yang marak dalam seminar-seminar maupun training pengembangan sumber daya manusia. Buku-buku keterampilan berorganisasi pun layaknya butiran pasir yang bertebaran dimana-mana. Namun, itu kebanyakan sebatas teori belaka.

Apa yang diucapkan Sir Henry Dunant bukan sekedar teori belaka. Bertualang adalah kegemaran yang bisa diaplikasikan siapapun. Bertualang bisa dilakukan sendiri maupun secara bersamaan. Dan yang paling penting dari semua itu adalah bertualang dapat meningkat keterampilan kita dalam leadership, melatih team work, mengatur strategi, dan lainnya.

Saya pernah merasakan hal itu ketika mengikuti Sekolah Pendaki Gunung Gede yang diadakan oleh Wanadri pada tahun 2007 yang lalu. Selain ingin merasakan atmosfir petualangan, saya juga dari awal ingin merasakan benar-benar bagaimana rasanya mengembangkan skills tadi di hutan belantara. Saat itu, empat hari kami peserta SPG (Sekolah Pendaki Gunung) diberikan pelatihan di Salabintana. Dari persiapan perbekalan sampai pertolongan medik dan survival materi diberikan. Tiga harinya kami mempraktekan materi tersebut sembari mendaki ke Gunung Gede.

Selama tiga hari itu, kami dibagi ke dalam kelompok-kelompok, membuat bivak (tenda dari ponco) sendiri, memasak makanan dan air, saling menjaga dan membantu jika satu sama lain sedang kesulitan, mengantar teman buang air, dan membawa sampah bergantian. Seperti yang Henry Dunant bilang, inilah soft skill praktis yang bisa di dapatkan dalam bertualang, dan saya benar-benar merasakan manfaatnya sekarang, baik dalam organisasi maupun kehidupan sehari-hari.

Ya, andaikan setiap pemuda di negeri ini suka bertualang di alam, maka niscaya tidak mustahil lahir pemimpin-pemimpin yang berkualitas yang siap membangun bumi pertiwi ini. Sayangnya kita sendiri sering melihat para pemuda di tempat bermain playstation, nongkrong nggak jelas di setiap sudut jalanan kota atau berhamburan pergi ke mall-mall menghabiskan waktu.

Arus globalisasi pun secara langsung mempunyai efek yang signifikan terhadap pengembangan karakter pemuda kita. Televisi yang dibanjiri dengan tayangan-tayangan mengasikkan membuat orang-orang dari mulai anak-anak sampai nenek-nenek  setia duduk berjam-jam demi tontonan favorit mereka. Apalagi acara-acara yang ada kurang berkualitas, dalam arti hanya mempertontonkan gaya hidup atau kesenangan belaka. Jika hal ini dibiarkan maka perlahan-lahan akan mengikis karakter anak bangsa.

Kita sebagai orang-orang yang peduli terhadap bangsa ini sudah sepatutnya menyosialisasikan kegiatan bertualang di alam. Kegiatan yang bukan hanya sekadar mendaki gunung, apalagi mengotorinya (lestarikan alam kita!), tapi juga sekaligus mengembangkan skill keorganisasian yang nantinya akan bermanfaat bagi kita kelak sebagai manusia yang berada dalam masyarakat, kampus, instansi perusahaan, dan juga negara ini.

Are you ready to be a great leader?


(insert: foto peserta SPG Wanadri 2007 saat meninggalkan puncak Gede)

2 comments:

  1. glek! jadi tertarik naik gunung

    well, tfs

    ReplyDelete
  2. ayo... ayo naik gunung, asal ikutin peraturannya... ntar malah ilang di hutan lagi...

    ReplyDelete