Thursday, April 26, 2012

Flexibility is simplicity

Kuliah Cinta 8: Flexibility is simplicity

Hari itu siang menyengat Bandung. Dan diriku yang sedang mengendarai sepeda motor. Di sekitar Unpad aku membelokkan Biti ke salah satu tempat fotokopi dan digital printing. Biti? Itu nama sepeda motorku, alias Beat Putih.

Flashdisk  terpasang, aku sibuk menatap monitor yang berisi data pribadiku atau bahasa kerennya curriculum vitae. Jari jemari menari di atas keyboard, mengetik kata demi kata yang diperlukan di dokumen itu. Beberapa detik berselang... Plep, layar tiba-tiba hitam. "Kok mati?" benakku dalam hati. Lalu kubertanya pada empunya toko. "Pindah aja, kalau untuk ngedit langsung mati. Tuh ada tulisannya kalo nggak boleh ngedit." Oh... gitu rupanya. "Ya udah A, makasih..." aku meninggalkan tempat itu.

Di atas Biti aku bergumam, "Ternyata toko itu lebih baik kehilangan pelanggan daripada 300 rupiah."

Ah cinta... itulah yang seharusnya kita miliki. Kalu kita mencintai pelanggan, maka akan dengan mudahnya kita berkata, "Oh iya mas maaf... silahkan pindah dan lanjutkan mengetiknya." Itulah cinta, ketika cinta tertaut dalam hati, maka apapun bisa terjadi, seperti: kekakuan, kekokohan gunung es yang tiba-tiba mencair.

Maka ijinkan cinta terpatri halus dalam rongga-rongga pembuluh darah kita. Biarkan ia mengalir bersama oksigen dan darah menuju organ-organ yang terbentuk karena cinta Allah Maha Rahman dan Rahim. Karena cinta bunda dan ayah. Karena cinta...

Karena cinta menjadikan hidup menjadi sederhana.


From this moment on, 24 April 2012

Duddy Fachrudin   

No comments:

Post a Comment