Monday, November 14, 2011

Pilih Mana: Tukang Tempe atau Mahasiswa S-2

Kalau aku jadi orang tua Ana, Ketika ada 2 mahasiswa datang kepadaku. Yang satu sangat serius belajar, sementara yang satunya hanya sibuk membuat tempe dan bakso. Maaf Zam, aku akan memilih yang serius belajar. Aku tidak bermaksud menyinggungmu. Tapi aku ingin kamu lebih realistis. Cobalah kamu raba, apa kata Kairo tentang dirimu.

(Ustad Mujab kepada Azzam dalam KCB)

 

Jodoh lagi. Jodoh lagi.

Nggak bosen-bosen.

Oke deh. Gini Kawan, kalo elo-elo pade jadi orang tua dan harus milih antara Tukang Tempe atau Mahasiswa S-2 sebagai mantu untuk anak putri elo, mana yang dipilih? Hmm... pusing?

Kalo gitu, buat kamu kaum Hawa yang lagi nyiapin masa depan (nikah, red), pilih mana Tukang Tempe atau Mahasiswa S-2?

Dan buat kamu kaum Adam, pilih mana Tukang Nasi Uduk atau Asisten Dosen?

Terlepas dari milih-milih. Lebih baik mengeksplor siapa diri kita dulu, right?

Misalnya saya orang yang:

  • Analitis
  • Banyak mikir
  • Detil
  • Pokoknya otak kiri banget deh...

Nah sekarang bayangin kalo dapet orang yang sama kayak kamu yang otak kiri. Asik apa asik? Kalo aku nggak asik. Why? Nggak bakal bisa kaya, mau bisnis nggak jadi-jadi. Begitu juga kebalikannya, kalo kita punya karakter otak kanan sementara pasangan kita juga sama, wah bisa berabe, rumah dijamin berantakan, nggak ada yang bersih-bersih!

Lalu? Ya jelas, carilah yang berbeda agar SALING MELENGKAPI. Aku ulangi, carilah yang berbeda agar SALING MELENGKAPI.

  • Orang spontan – analitis
  • Orang holistik – detil
  • Orang yang kurang sabar – sabar
  • De-el-el, hehe... (silahkan cari sendiri)

Apa perbedaan itu malah nanti nggak bikin cekcok? Insya Allah nggak, asalkan...

Ini dia! Siapa diantara Anda yang mau tahu syaratnya supaya nggak cekcok?

Kalo tadi kita bicara diferensiasi agar saling melengkapi. Nah sekarang kita bicara samaisasi. Apa yang harus sama? Yang harus sama adalah HOBInya...

Maksudnya? Hobi maen bola harus cari cewek yang juga hobi itu juga?

Hush... bukan itu maksudnya.

 

Ini dia!

Hobi TAHAJUD, hobi SHALAT DHUHA, hobi SEDEKAH, hobi PUASA SENIN-KAMIS, hobi UMROH, hobi berkunjung ke ANAK YATIM. Nah asik kan kalo hobinya sama. Insya Allah kalo hobinya sama, maka dua-duanya masuk SURGA, hehe...

Daripada bingung milih Tukang Tempe atau Mahasiswa S-2, mending cari yang hobinya sama. REZEKI lebih banyak diraih, IMPIAN lebih mudah dicapai, right?

Suatu ketika seseorang berkata kepadaku, “Cari jodoh itu sama seperti cari daging di pasar. Harus cari yang segar.” Mari kita pikirkan masa depan, mulai terbuka dengan semua orang (wanita bagi Anda yang laki-laki, dan laki-laki bagi Anda yang perempuan). Karena masa depan (baca: nikah), bukan hanya sebatas afeksi dan cinta. Namun juga REZEKI dan SURGA, hehe... ini lebih penting!

Hmm... pasti mulai pada mikir nih. Oh iya ya... cari yang hobinya sama, ups.

 

19 April 2011

Iseng-iseng setelah nunggu berjam-jam buat perpanjang SIM.

Duddy Fachrudin

Tiba-tiba di otak ada yang nyeletuk: Gimana kalo aku udah punya pasangan tapi hobinya nggak sama? Dan otakku keingetan Hukum Newton I: Suatu benda tidak akan berubah sampai benda lain memaksanya berubah. Tapi kan seseorang bisa berubah kalo dia sendiri mau berubah? Iya betul, aku percaya itu. Aku juga percaya Hukum Newton I. Gimana kalo nggak berubah juga? Ya udah tinggalin aja, ribet amat, hehe.


No comments:

Post a Comment