Tuesday, November 11, 2008

Lentera Jiwa

“I like what I do.

I do what I like.”

(Demian “Sang Ilusionis”)


Baru saja saya membaca bulletin baru di friendster dari seorang teman lama.

”I'm thinkin about movin from ITB, ni.. to IKJ, of course..

Dimana panggilan hati gw kesana..

Ada yg bisa kasih info ttg IKJ, khususnya sinematografi nya?

Urgent..

Regards,

Revlin Rivelino

 

Begitulah yang ditulis oleh Revlin, teman saya dulu ketika masih kuliah di TM (baca Teknik Perminyakan) ITB. Dia sudah merasa harus mengikuti panggilan jiwanya kini untuk melanjutkan studi di bidang Sinematografi di Institut Kesenian Jakarta, walau dia harus menunggu untuk menyelesaikan studinya dulu di ITB.

Saya hanya tersenyum-senyum atas apa yang saya lihat. Ternyata bukan hanya saya saja di TM yang memiliki panggilan jiwa seperti Revlin. Memang, hampir mahasiswa TM terus konsisten dengan apa yang mereka geluti. Mungkin itulah panggilan jiwa mereka, sehingga mereka tetap berada pada jalur studi dan pekerjaannya. Buktinya 17 dari 68 mahasiswa TM angkatan 2004 telah menyelesaikan studinya pada Juli 2008 dan melanjutkan bekerja di perusahaan minyak nasional maupun swasta. Ada juga yang melanjutkan S-2 di tempat yang sama.

Tahun 2007, saya memutuskan berhenti kuliah di TM dan memulai studi baru di bidang Psikologi. Berbagai reaksi bermunculan. Semua teman-teman satu jurusan (TM) saya kaget, orang tua marah, teman-teman organisasi heran, tapi ada juga beberapa orang yang mengerti dan mendukukung keputusan saya. Bagi saya, keputusan itu sudah merupakan suara hati yang harus saya penuhi dan tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk merealisasikannya.

Pertanyaan yang sering terlontar dari orang-orang yang tahu tentang kejadian tersebut yaitu ”kenapa?”. Kenapa saya melakukannya? Kenapa saya seberani itu untuk meninggalkan sesuatu yang dipandang hebat bagi orang lain? Kenapa saya tidak ingin mendapatkan gaji sebagai PE (Petroleum Engineer) sampai 7000 dolar sebulan? Pertanyaan-pertanyaan itu saya jawab dengan satu kalimat: saya tidak menyukainya. Saya sadar selama kuliah di TM saya tidak mencintai apa yang saya pelajari. Saya seperti mayat hidup yang tidak tahu apa yang harus saya lakukan.

Sekarang coba dengarkanlah lagu Lentera Jiwa dari Nugie. Apakah anda juga merasakan hal yang sama seperti saya ketika berada di TM ITB?     

Lentera Jiwa – Nugie

Lama sudah kumencari apa yang hendak kulakukan

Sgala titik kujelajahi tiada satu pun kumengerti

Tersesatkah aku di samudra hidupku

 

Kata-kata yang kubaca terkadang tak mudah kucerna

Bunga-bunga dan rerumputan bilakah kau tahu jawabnya

Inikah jalanku inikah takdirku

 

Kubiarkan kumengikuti suara dalam hati

Yang slalu membunyikan cinta

Kupercaya dan kuyakini murninya nurani menjadi penunjuk jalanku

Lentera jiwaku

Salah satu edisi Kick Andy yang saya sukai adalah “Lentera Jiwa” yang ditayangkan pada 29 Agustus 2008 di Metro TV. Kita bisa melihat orang-orang sukses karena mereka mencintai pekerjaannya. Demian “Sang Ilusionis” (Demian Aditya) sudah menyukai sulap sejak dia berusia 12 tahun. Walaupun dia adalah seorang Sarjana Ekonomi, tapi dia tetap bergerak dalam bidang sulap entertaining. Dan dia benar-benar menikmatinya. Kemudian ada juga Wahyu Aditya yang kegemarannya adalah menggambar. Dia saat ini menjadi salah seorang creative desainer terhebat di Indonesia. Nugie sendiri mengikuti kata hatinya untuk menjadi pemusik dengan merelakan kuliahnya yang tinggal skripsi.

Suatu hari saya diwawancarai oleh teman saya, Dehendra namanya. Dia juga mahasiswa TM angkatan 2004 yang sedang mengerjakan skripsi. Dia mewawancarai saya untuk tugas mata kuliah Kewirausahaan. 

“Dud, menurut kamu sukses itu apa?” 

“Sukses itu ketika kita mencintai apa yang kita kerjakan,” itulah jawaban saya.

Rasanya menyenangkan sekali ketika kita melakukan apa yang kita cintai. Tidak ada rasa beban dan enjoy dalam setiap detik apa yang kita kerjakan. Ketika kita merasa stres karena pekerjaan menumpuk pun rasanya benar-benar nikmat. Inilah kekuatan cinta, benar-benar luar biasa pengaruhnya bagi kita.

Apakah anda sudah membiarkan diri anda mengikuti suara hati, panggilan atau lentera jiwa anda?


2 comments:

  1. Waduh..dud, pertanyaan terakhir tuh rada "nyelekit" di hati.
    Kalo ngomongin jurusan, pengen mutar balik waktu. Pengen jadi maba lagi trus ngambil jurusan Manajemen di Ekuitas. Heuheu...aneh pisan uy! tiba-tiba ini teh... muncul pas masuk semester 3.
    Makanya dari sekarang edith udah ngoleksi beberapa CD discovery tentang mental health supaya edith lebih suka ama Psikologi.

    Eh...edith udah nulis lagi loh... Heuheu...liburnya udahan.
    Kemaren2 libur karna BT, edith nggak menang lomba. Tapi nggak pa-pa, J.K. Rowling aja puluhan kali kok ditolak penerbit sebelum jadi kayak sekarang. Hehehe...

    ReplyDelete