Tuesday, July 15, 2008

Menjaga Momentum

“’Rasulullah Saw bukan orang yang suka berkata keji, bukan orang yang buruk perangainya, dan bukan orang yang suka berkeliaran di pasar. Bukan pula orang yang membalas kejelekan (kejahatan) dengan kejelekan, akan tetapi orang yang suka memaafkan dan melupakan kesalahan (orang lain),” (HR Ahmad).

EURO 2008 Austria-Swiss telah usai dengan menghadirkan Spanyol sebagai juaranya. La Furia Roja berhasil mengalahkan tim Panser Jerman di final dengan gol semata wayang strikernya Fernando Torres.

Slogan Expect Emotions benar-benar melecut semangat tim-tim benua biru menjadi yang terbaik di tahun 2008. Ini terbukti dengan banyaknya kejutan yang hadir di pergelaran 4 tahunan itu. Dimulai dari lolosnya Turki di grup A yang menyingkirkan Republik Ceko 3-2 secara dramatis. Lalu Rusia yang mendampingi Spanyol di grup D setelah sebelumnya menghajar Swedia yang lebih difavoritkan lolos.

Turki dan Rusia. Dua tim tersebut memang luar biasa sampai akhirnya dapat melaju hingga semifinal. Di perempatfinal Turki lagi-lagi secara dramatis mengalahkan Krosia dan Luka Modric-nya. Sementara tim beruang merah dengan Andrei Arshavin sang playmaker mengandaskan De Oranje Belanda 3-1 di extra time.

Apa persamaan kedua tim tersebut? Selain merupakan tim kuda hitam yang mengejutkan, mereka juga sama-sama kalah di awal pertandingan fase grup. Turki dikalahkan Portugal dan Rusia dihantam Spanyol. Namun setelah itu mereka terus menang dengan permainan yang penuh semangat tanpa kenal lelah.

Ya! Mereka dapat memperbaiki permainan di saat kalah pada pertandingan pertama grup, setelah itu mereka dapat memperoleh kemenangan dan menjaga momentum kemenangan. Itulah sesungguhnya kunci dibalik suksesnya Turki dan Rusia.

Kata kunci disini adalah menjaga momentum. Ada satu tim yang kehilangan momentum kemenangan hingga berakibat fatal pada pertandingan berikutnya. Kekalahan Portugal dari Swiss di pertandingan terakhir di grup A berimbas pada kurang baiknya permainan mereka ketika melawan Jerman di perempatfinal.

Menjaga momentum kemengan di setiap pertandingan sangatlah penting. Apalagi event sekelas EURO. Sebagai contoh, tim besutan Luis Aragones, Spanyol yang benar-benar stabil di setiap pertandingan. Permainan menyerang nan indah terus mereka peragakan dari fase grup hingga final. Hasilnya: perfecto!

Dalam kehidupan pun demikian. Kita dihadapi dengan berbagai masalah maupun tantangan hidup yang tak kunjung henti. Untuk menghadapinya kita harus mempunyai solusi yang jitu dan smart. Jitu artinya dengan solusi itu, masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik dan semurna. Sedangkan smart, pikiran dan tubuh dioptimalkan dalam penyelesaian masalah itu.

Hanya diri kita sendiri yang dapat menjaga hidup kita senantiasa selalu terjaga dari hal-hal yang merusak kualitas hidup kita. Oleh karena itu penting bagi kita untuk terus meminta kepada sang Khalik agar hati dan pikiran senantiasa terjaga dari hal-hal yang dapat mengotorinya. Dan aktualisasinya terletak perbuatan. Perbuatan positif mencerminkan akhlak yang baik. Satu hari.. dua hari.. tiga hari.. dan seterusnya. Mulailah dengan satu bulan. Ya, kita terus berusaha menjaga momentum kemenangan di setiap harinya. Kemenangan berarti mampu bersikap sebagai manusia yang berakhlakul karimah.

Terus menjaga momentum kebaikan dalam hidup kita, hingga saatnya final tiba. Yaitu, ujung dari kehidupan manusia. Apakah kita sudah siap menghadapinya? Hanya orang-orang yang dapat menjaga momentum akhlak karimahnya yang akan tersenyum, siap menjemput kematian, bertemu kembali dengan Tuhan-Nya. Dan itulah sesungguhnya kemenangan sejati.

 

Saling menjaga, menuju kepada-Nya

Juli 2008

No comments:

Post a Comment