Wednesday, June 11, 2008

melupakan sejenak untuk mengambil hikmah

Hari yang berat. Hari yang tidak lebih baik dari sebelumnya. Hari dimana aku kalah oleh ketidakfokusanku terhadap suatu hal. Hari dimana aku bisa mengambil pelajaran, untuk kemudian digunakan di esok lusa.

Sudahlah. Toh, sudah berlalu. Aku teringat perkataan Kang Dhana, bagian kemahasiswaan, "Udah, kamu ujian aja dulu". Kali itu aku sedang merampungkan "penelitian" sederhanaku. Karya itu memang rampung sehari kemudian dan dikirimkan ke Jakarta. Beres, dan aku bisa melanjutkan UAS dengan target yang maksimal.

Ya, fokus ujian dulu... itulah yang harus aku lakukan.

Namun, sebenarnya sejak 2 Juni yang lalu aku merasa tidak maksimal dalam UAS ini. Aku tidak mempersiapkannya dengan baik. Berbagai hal memang harus dikerjakan di awal Juni ini selain UAS. Mulai PHK karyawan, jurnal ilmiah yang belum kelar, ngurusin KKMB Development Training, keinginan ambil bagian dalam kepanitiaan Orientasi Maba 2008, nge-konsep acara sabtu sore, ide-ide tulisan yang ingin segera dituangkan dan disatukan dengan tulisan-tulisan yang lain menjadi satu buku, event Arung Jeram, de-el-el.

Keinginan-keinginan/ hal-hal itu merusak kefokusan aku untuk ujian kali ini. Hal ini, pernah terjadi ketika UTS semester ganjil yang lalu, dimana aku harus  membagi konsentrasi pada 3 hal dalam waktu yang hampir bersamaan: UTS, MotivAct, & PPD. Hasilnya: aku melewatkan satu ujian karena nggak tahu kalau jadwalnya berubah dan nggak ada yang ngasih tahu lagi. Otomatis nilai mata kuliah itu E. Well, aku nggak ikut susulan karena memang ini murni kesalahanku, bukan karena sakit, acara keluarga, tapi kelalaian.

Kelalaian itu aku lupakan karena hasil mata kuliah lain memenuhi target. Biarlah satu gagal, tapi yang lainnya bisa perfect. Hasil semester ganjil pun tidak mengecewakan secara overall.

Deja Vu. Kali ini terjadi lagi. Namun bukan karena tidak mengikuti ujian, tapi lebih karena kelalaian dalam membaca. Jujur saja aku hanya sedikit sekali membaca untuk ujian kali ini. Faktornya tidak lain adalah ketidakfokusan yang telah aku sebutkan di atas. Aku merasakannya pada ujian hari jum'at 6 Juni lalu, dimana ada 2 subsoal yang belum diselesaikan karena waktunya habis (ni soal hitungan). Dari dua soal tersebut, 1 soal sebenarnya belum diajarkan, tapi ternyata ada di buku dan sangat mudah dikerjakan. Okelah kalau 1 soal itu tidak dimasukkan dalam nilai karena belum diajarkan, sehingga aku hanya menyisakan 1 soal saja yang tidak dikerjakan. Dan jika soal lainnya dapat poin maksimal, aku dapat bernafas lega.

Dan hari ini terjadi lagi. Ada 2 ujian hari ini -11 Juni. Ujian ke-2 itulah yang "berantakan". Aku perkirakan hasilnya untuk ujian kali ini adalah yang paling buruk. Aku melewatkan bacaan yang ternyata 1/3 dari soal itu merupakan bacaan itu!

Hanya hasil UTS yang lalu yang cukup menolong hasil UAS semester genap ini. Kini hanya berharap (kembali) hasil ujian lainnya baik. Satu-dua mata kuliah jelek hasilnya, tapi tidak untuk yang lain. Namun tentunya aku tidak mengharapkan hal ini (keberuntungan). Aku lebih suka memastikan hasil suatu pekerjaan itu baik dengan kerja keras.

Well, memang salah satu kunci sukses itu fokus, seperti yang saya tulis pada materi "Activity Management For Succes People". Namun, ketika dihadapkan pada pekerjaan yang banyak pada satu waktu dapat membuyarkan fokus tersebut. Disinilah manajemen aktivitas berlaku. Namun, ternyata belum cukup faktor tersebut untuk menanggulangi ketidakfokusan. Ketika manajemen aktivitas berhasil diterapkan, satu hal yang patut dicermati adalah KETELITIAN. Pekerjaan akan berhasil diselesaikan dan hasilnya bagus, tentunya berkat ketelitian. Tidak ada hal-hal yang dianggap remeh. Semuanya disimak secara teliti dan pekerjaan pun tidak diulang-ulang. Waktu pun bisa dihemat se-efisien mungkin.

Ada hikmah yang bisa diambil. Tentunya anda dapat mengambil pelajaran dari cerita ini. Selamat mengambil hikmah!


terus belajar dalam Universitas Kehidupan

Juni 2008

2 comments: