Bukuku.. Hatiku..
Habis sholat dhuhur saya seperti biasa mencari makan demi memenuhi tuntutan perut. Dan yang dituju tidak lain adalah warung tegal (warteg) yang murah meriah di dekat kampus, seputaran jalan Tamansari.
Tempatnya emang nggak adem. Sedikit gerah kalau nggak dapet tempat makan di dekat pintu masuk warteg. Tapi setidaknya menunya dapat mengenyangkan perut. "Bu, pake bala-bala, udang dan tahu," itu saya me-request menu pada ibu warteg. Ya, beginilah makan ala anak kost sekaligus penulis yang sedang berusaha menerbitkan buku ke satunya (insya Allah) dan trainer avonturir yang selalu ingin berbagi inspirasi kepada semua orang.
Saya tidak ingin membahas makan dan warteg. Tapi apa yang selanjutnya terjadi setelah saya keluar dari warteg dengan membayar 4 ribu perak untuk makan siang saya. Jadwal saya selanjutnya adalah mencari referensi untuk jurnal ilmiah saya tentang motivasi belajar dan self efficacy di perustakaan. Namun, belum jauh saya melangkah, saya menemukan tempat persewaan buku yang sepertinya baru berdiri di sebelah warteg. Namanya d*Cine. Aneh juga namanya. Lantas saya pun masuk melihat-lihat koleksi buku di tempat tersebut.
Baru juga saya mau lihat-lihat, tiba-tiba saya langsung disambut oleh penjaga persewaan buku itu. Tapi yang membuat saya heran dan terkejut adalah, penjaga itu seorang perempuan berjilbab dan umurnya mungkin hampir sama dengan saya. Itu hipotesis awal saya bertemu dengannya. Kemudian kami berdua mengobrol seputar buku, terutama komik karena di tempat itu komik mendominasi rak-rak yang ada.
Sudah lama juga saya nggak baca komik. Salah satu komik yang masih terus saya baca adalah Detektif Conan. Itu pun karena saya mengoleksinya. Komik-komik lain putus di tengah jalan, seperti: One Piece, Shanaou Yoshitsune, The Pitcher, QED, dll. Melihat komik-komik yang ada di tempat itu, saya jadi ingin melanjutkan petualangan-petualang saya lewat One Piece dan teman-temannya itu.
Kalo anda suka yang namanya komik, sebenarnya udah ada persewaan komik yang sangat lengkap dan bagus di
Saya kemudian memutuskan untuk jadi member di d*Cine sambil melanjutkan obrolan dengan perempuan berjilbab tersebut. Entah siapa namanya, tapi yang jelas karena saya tertarik ama yang namanya persewaan buku or toko buku, saya menanyakan pemilik d*Cine. Biasanya untuk mendirikan bisnis taman bacaan, orang-orang pada patungan buku agar buku yang terkumpul menjadi banyak. Tapi untuk yang satu ini tidak. Setelah bertanya-tanya, penjaga perempuan berjilbab (waduh ribet amat sih namanya) itulah pemiliknya. Dibantu dua temannya, perempuan itu membuka taman bacaan d*Cine. Sebelumnya, dia sudah membuka taman bacaan, tapi dengan nama Shimili di tempat yang berbeda, walau masih dalam daerah yang sama, Tamansari. Karena kontraknya habis, juga ada masalah dengan pemilik tempat dulunya itu dia kemudian pindah dan berganti nama. d*Cine sendiri artinya DISINI. Saya ketawa mendengarkan penjelasannya. Kirain teh naon?
Well, perempuan itu ternyata masih kuliah di jurusan Akuntasi Unpad angkatan 2003. Tuh
Sedikit intermezzo tentang penitipan buku, saya sudah melakukan hal ini sebelumnya untuk buku-buku saya yang berbau agama, motivasi, bisnis dan sejenisnya di sebuah taman bacaan bernama Ureshii yang bertempat di jalan
Hmm... sepertinya hari-hari ke depan saya dipenuhi petualangan baru bersama d*Cine dan beberapa orang di dalamnya termasuk perempuan berjilbab itu.
hari yang indah...
14 mei 2008
copyright@alangnemo, 2008
No comments:
Post a Comment