Thursday, March 27, 2008

Will you sleep before you get the dream?

Did Edison sleep before he turned on the light?

Did Marconi sleep before he turned on the radio?

Did Beethoven sleep before he wrote the 5th?

(mengejar mimpi, 2008)

Friday, March 14, 2008

Masa Lalu

"Wajar kan orang ingin merahasiakan satu atau dua hal dari masa lalunya? Kamu juga begitu kan? Makanya memutuskan menjadi pengembara." (Kaoru Kamiya)

 

"Ya, memang..."

Hanya itu jawaban Kenshin Himura di awal perjumpaannya dengan Nona Kaoru dalam kisah Roman Samurai X karya Nobuhiro Watsuki. Rurouni Kenshin dimulai dengan sebuah perjumpaan Kaoru dengan Kenshin secara tak sengaja. Kenshin, Sang Battosai mengaku kepada Kaoru hanyalah seorang pengembara yang tak tahu tujuan pasti dari pengembaraannya itu. Ia mengembara setelah zaman Bakufu (Shogun) berganti ke Restorasi Meiji.


Kaoru yang merupakan seorang guru pedang di Dojo Kamiyakasshin saat itu sedang mengalami masalah. Dojo warisan ayahnya berusaha diambil paksa oleh orang-orang yang hanya mementingkan uang. Saat itulah Kenshin membantu. Dia mengayunkan pedang Sakabatonya untuk menjatuhkan penjahat-penjahat tengil tersebut. Dari situlah ternyata Kaoru mengetahui bahwa Kenshin adalah seorang pembantai yang ikut mensukseskan terbentuknya zaman baru (Meiji).


"Maafkan aku nona Kaoru. Aku bukan ingin menyembunyikan rahasiaku. Hanya saja kalau bisa... Aku tak mau menceritakannya."


Masa lalu. Meninggalkan kisah tersendiri bagi pemiliknya. Pembantai, itulah masa lalu Kenshin, sehingga ia lebih baik menyimpan kisahnya daripada menceritakan kepada orang lain yang bisa saja meresahkan orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu ia lebih baik memakai ”Pengembara” sebagai jati dirinya yang baru.


Kenshin adalah orang yang ingin melupakan masa lalunya dan membangun kembali masa depannya dengan Sakabato (pedang bermata terbalik) dan ilmu pedang yang dia miliki untuk melindungi kaum-kaum yang lemah dan menegakkan keadilan di Jepang. Tidak banyak orang seperti Kenshin, tapi yang jelas orang-orang seperti inilah yang kemudian banyak memberikan kebahagiaan di sekitarnya.


Kamis, 28 Februari 2008 Bangun Sugito alias Gito Rollies, rocker The Rollies era 70’an telah kembali kepada sang Pencipta. Meninggalnya laki-laki berusia 61 tahun ini meninggalkan duka sekaligus senyuman bagi orang-orang yang mengenalnya.


Gito Rollies memiliki masa lalu yang sama seperti halnya Kenshin. Narkoba, lama menjadikan dirinya hidup dalam sebuah kesenangan sekaligus penderitaan duniawi. Masa-masa kelam itu pun berangsur setelah Gito bertaubat.


"Aku ingin mati di atas panggung," salah satu kalimat yang pernah terlontar dari mulut Gito Rollies. Namun ia juga mengatakan, "Aku ingin meninggal ketika berdakwah." Pengembaraan dimulai seorang Gito Rollies setelah ”zaman” narkoba dalam hidupnya berganti ke ”zaman” menuntun kebaikan. Dan akhirnya Gito Rollies bisa mewujudkan salah satu dari dua keinginannya.


Masa lalu yang kelam memang lebih baik disimpan dalam diri kita. Namun, alangkah lebih baik lagi jika ada usaha konkrit untuk memperbaiki masa lalu yang kelam tersebut. Bagaimana kita bisa menghilangkan keburukan-keburukan kita di masa lalu? Menyesal tidak menyelesaikan masalah. Solusinya adalah bertaubat dan berbuat kebaikan, atau dalam islam dikenal dengan istilah taubatan nasuha. Hal ini juga lah yang dilakukan Singa Mekah, Umar bin Khattab ketika mengikuti ajakan Rasulullah Muhammad Saw.


Bagaimana dengan kita? Sudah siapkah diri ini untuk mengambil pelajaran dari Kenshin, Gito Rollies, dan Umar bin Khattab? Jawabannya ada di dalam diri kita sendiri sebagai pemilik masa lalu dan juga masa depan.

 

Masa lalu biarkanlah berlalu, saatnya membangun babak baru bagi episode kehidupan kita. 

 

yang selalu menjadi petualang...

alangnemo

2008


Wednesday, March 12, 2008

Suka-suka Gue

Karena saya satu-satunya juri pada acara ini, maka suka-suka saya untuk memberikan penghargaan ini...

Untaian kata-kata ini sering kita dengar pada akhir acara ”Akhirnya Datang Juga”, sebuah reality show di sebuah stasiun televisi swasta. Acara tersebut menampilkan kemampuan akting para selebritis secara spontan, artinya tanpa persiapan terlebih dahulu. Kemampuan akting mereka kemudian dinilai oleh Didi Petet, satu-satunya juri dalam reality show tersebut. Dia bebas menentukan siapa yang berhak mendapatkan penghargaan, tapi tentunya dengan penilaian yang obyektif. Siapa yang tidak gugup, nyambung dengan dialog, dan bisa menampilkan performance yang memukau di hadapan audience, dialah pemenangnya.

Panggung ”Akhirnya Datang Juga” bagi saya ibarat dunia yang sedang kita pijaki saat ini. Seluruh manusia di bumi adalah para pemain yang menampilkan ”akting” masing-masing, sementara satu-satunya juri tidak lain adalah Allah Swt.

Aha!

Manusia pun awalnya ”tanpa” memilki persiapan untuk memulai kehidupan, walau sesungguhnya sudah dibekali potensi-potensi yang kelak digunakan dalam ”akting”-nya di dunia ini. Seperti yang Allah firmankan dalam surat An-Nahl ayat 78:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (An-Nahl: 78)

Oh...

Artinya dengan begitu setiap manusia sudah siap menampilkan kemampuannya terbaiknya, agar di ujung berakhirnya panggung dunia ini akan dipilih oleh juri sebagai pemenang untuk mendapatkan penghargaan, yaitu berupa surga. Allah Swt akan menempatkan para pemenang itu ke dalam surganya. Sebuah tempat yang tak terbayang indahnya.

Jika Didi Petet suka-suka dia dalam menentukan pemenang, begitu juga dengan Allah Swt. Apakah Allah Swt akan memilih manusia-manusia terbaik dengan undian? Allah Swt tentu akan menentukannya dengan seadil-adilnya dan sebaik mungkin. Dan seperti halnya dalam tes-tes psikologi untuk perekrutan karyawan di sebuah perusahaan, Allah Swt juga memilki sistem scoring1) untuk merekrut manusia-manusia pilihannya ke dalam surga.  

Apakah kita yang akan dipilih oleh-Nya? Sebuah pertanyaan yang merangsang dan memeras otak kita untuik mendapatkan jawaban yang pasti.

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.2)

Ibu-ibu yang suka belanja buah-buahan –contohnya  saja jeruk, tentunya tidak ingin membeli buah yang busuk, walau hanya secuil saja. Mereka pun tidak asal mengambil jeruk dan pasti memilihnya satu per satu dengan seksama.

Apakah Allah Swt akan membeli (lagi) kita dengan surga-Nya?

Karena saya satu-satunya juri pada acara ini...

1) Memberikan nilai (skor).

2) At-Taubah: 111.


Alang Nemo

Menjaga hati, mewujudkan impian

2008