Wednesday, August 29, 2007

Perenungan

 

Sementara mereka larut berhambur rupiah

Kami gelarkan sajadah mengisi redupnya bulan

Saat almanak berganti

Sebuah Perasaan


Aku ingin mencintaimu

Dengan ego dan kepuasanku

Lewat emosiku

Agar kau tak sepertiku

Lapar & Bahagia

 

Teringat perempuan itu

Lusuh... dengan pakaian seadanya

Terlihat lapar sekali

Bak anak kucing yang mengeong di tengah hujan

 

Ibu... Ibu...

Ini Ibu, hasil ngamen Alin

Terlihat gembira sekali

Bagaikan ayam kecil yang menemukan anai – anai

Saturday, August 25, 2007

Malam Kelam


Udara sore  sejuk bagaikan desiran angin malam

Yang membuatku tertunduk pilu menangisi kelam

Merambat – rambat perlahan

Diakhiri sebuah teriakan

 

Malam pun menjelang

Anak – anak masih berlarian asyiknya di halaman

Sementara sang Ibu menunggu dengan senyuman

Mari sini Nak... kita makan

Sambil menunggu Ayah pulang

 

Wahai bulan

Aku lelaki malang

Tertelan kekerasan hitam

Berdiri tegak dihadapan pasukan bersenapan

menunggu kematian

Kemudian terdengar letusan


Tuesday, August 21, 2007

Sebuah Perpisahan


Akhirnya saat yang dinanti telah tiba

Dimana Aku dan Kau akan berjalan sendiri

Menempuh jalur yang berbeda pada suatu pendakian

 

Senja sore mengisahkan ini

Tentang perjalanan kita

Merajut mimpi – mimpi

Menggapai puncak kabut berduri


Mengejar Bidadari


Sore itu desiran angin begitu hangat

Menyapa senandungku akan cinta

Siapa nyana?

Kita bertemu lagi Dinda

 

Kamu menyapa

Hey...

 

Kamu tersenyum

Tak kusangka

 

Siapa namanya?

Ingin kukejar bidadari yang baru saja hadir

Tapi sebentar lagi kita bersua lagi

Mungkin

Tapi akan kupastikan

Esok


Tuesday, August 14, 2007

Lelaki Malam

ia berjalan sendiri
aku melihatnya
di tengah malam buta
di bawah sinar bulan purnama

lelaki malam
mau kemana engkau?
mencari keadilan yang tak kunjung
selesai

biarkanlah
mereka tidak tahu dunia!
mereka hanya budak politik kerdil saat ini

aku : prinsipmu benar
air itu akan mengalir
mengalir deras menghujam batu
lelaki malam akan tersenyum

Friday, August 10, 2007

Rich Student Poor Student

Mantan rektor ITB yang sekarang menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi Pak Kusmayanto Kadiman mengatakan parameter sukses mahasiswa adalah pintar, kreatif, dan gaul. Jadi mahasiswa yang unggul adalah mahasiswa yang mempunyai akademis yang bagus, aktif sekaligus proaktif dalam berbagai kegiatan yang menunjang masa depannya dan tentunya mempunyai networking yang luas.

Mahasiswa dituntut bukan hanya bagus dari sisi akademis tapi juga harus kreatif dan gaul. Pernyataan ini memang benar. Menurut National Association of Colleges and Employers, kualitas seorang juara ditentukan oleh soft skills (kemampuan interaksi sosial), bukan dari hard skills. Beberapa soft skills tersebut adalah kemampuan berkomunikasi, integritas, kejujuran, kreatif, kerja sama, kemampuan interpersonal, dan sebagainya. Dari 20 skills yang ada, 17 diantaranya soft skills dan sisanya hard skills. Pada tahun 2002 diadakan survey para pemimpin di Amerika Serikat, dan terbukti bahwa soft skills diperlukan bagi seorang juara. Dan satu hal yang penting bahwa Indeks Prestasi (>3.0) hanya menempati urutan 17 dari hasil survey tersebut.

Ada beberapa macam karakter seorang mahasiswa menurut saya. Ada mahasiswa yang belajar terus, tidak aktif di organisasi dan sehari – harinya hanya 2 tempat yang ia singgahi yaitu kampus dan kos / rumah-nya. Tidak ada aktivitas lain selain belajar untuk mengejar Indeks Prestasi. Mahasiswa yang lain selain kuliah ada organisasi yang dia ikuti. Jadi selain hard skills yang ia pelajari, ia pun mengembangkan soft skills dengan mengikuti suatu organisasi atau unit kemahasiswaan. Dan ada satu lagi mahasiswa yang selain kuliah dan organisasi, ia juga berbisnis dan berusaha hidup mandiri. Ini adalah salah satu karakter dari seorang mahasiswa yang jarang ditemui. Untuk kategori yang pertama, ia adalah Poor Student, yang kedua Pseudo* Rich Student dan yang ketiga Rich Student.

Tiga tipe mahasiswa dilihat dari kemampuan hard dan soft skills

Aktivitas

Student

Poor Student

Pseudo Rich Student

Rich Student

Belajar

ya

ya

ya

Berorganisasi

tidak

ya

ya

Berbisnis

tidak

tidak

ya

Mandiri

tidak

tidak

ya

Dari ketiga macam karakter mahasiswa ini bisa dipetik berbagai pembelajaran bagi kita. Mahasiswa yang miskin mengatakan ‘Ngapain ikut organisasi, apalagi coba – coba bisnis dan hidup mandiri, kita kan masih dibiayai orang tua… dan juga buang – buang waktu aja, nanti kalau IP kita jelek gimana ?’ Kemudian dari mahasiswa yang semi kaya, ia mengatakan bahwa pentingnya berorganisasi selain kuliah, karena dapat mengembangkan soft skills pada dirinya, sedangkan untuk berbisnis dan berusaha hidup mandiri ia masih ragu, sepertinya tidak ingin mengambil ketidaknyamanan dalam masa mudanya, namun ada keinginan untuk bisa melakukan itu. Dan apa yang dikatakan mahasiswa yang kaya ? Ia berkata ‘Tidak mudah untuk melakukan ketiga hal tersebut, ada yang harus diprioritaskan lebih dulu, namun saya merasa dengan kuliah, berorganisasi dan berbisnis saya banyak belajar banyak sekali, saya berusaha menyeimbangkan otak kiri saya dengan berorganisasi ditambah berbisnis, sehingga otak kreatif (kanan) ini terpakai’ Kemudian ia berkata lagi ‘Saya jadi tahu bagaimana mengatur diri saya, manajemen waktu dan memilih mana kegiatan yang akan menunjang diri saya sesuai visi misi yang saya buat’.

Inilah pelajaran yang dapat kita ambil dari ketiga macam karakter mahasiswa. Seperti yang Pak Kusmayanto bilang bahwa mahasiswa itu harus pintar, gaul dan kreatif dan ketiga hal ini ada mahasiswa yang kaya.

*) Pseudo adalah bahasa teknik mengenai sebuah aliran. Bisa dikatakan semi.

 

Positioning Seorang Mahasiswa

Pernahkah kita membayangkan kembali cita – cita yang pernah kita ucap dikala masih kecil? Ya, suara – suara polos dan cadel diri kita sering berucap : “Aku ingin jadi Doktel, Aku ingin jadi Pilot, Aku ingin jadi Plesiden…” Pertanyaannya : Apakah cita – cita itu kini sedang dalam proses untuk dicapai?

Seiring berjalannya kehidupan, bertumbuhnya diri kita dan semakin bertambahnya ilmu yang kita miliki kini setidaknya kita tahu diri kita yang sebenarnya, walaupun belum seluruhnya kita mengetahuinya. Sudahkah kita mengetahui diri kita yang sesungguhnya? 

Dalam buku Piece of Mind disebutkan hanya 4 % dari seluruh penduduk dunia yang memiliki tujuan hidup. Wow, artinya dari 100 orang hanya ada sekitar 4 orang yang tahu apa tujuan hidupnya. Ketika saya mengetahui ini kadang iseng – iseng saya menanyakan tujuan hidup dari beberapa orang disekitar saya. Hasilnya pun luar biasa, hampir setiap orang yang saya tanyakan belum mengetahui tujuan dan visi hidupnya. Kebanyakan dari mereka menjawab “… setelah ini mungkin kerja, setelah itu nikah, dan sebagainya.”

Dua pertanyaan diatas sudah pasti dijawab seandainya kita sudah tahu tujuan dan visi hidup kita. Dan menjadi sangat mudah ketika kita menginginkan atau mem-positioning-kan diri kita seperti apa didalam masyarakat yang homogen. Dunia ini ibarat sebuah film dan kita adalah aktornya, lantas peran apa yang kita mainkan dalam film ini?

Ini semua mungkin dianggap hal yang biasa oleh masyarakat umum, tapi untuk orang – orang tertentu menjadi sangat luar biasa. Adakah diantara kita yang tidak mengetahui seorang pemimpin dahsyat, Muhammad saw yang hidup 15 abad yang lalu? Ataukah seseorang Bill Gates yang menginginkan di setiap rumah ada personal computer? Ataukah seorang Buya Hamka sang ulama sastrawan? Mereka adalah orang – orang yang luar biasa. Luar biasa karena tujuan, visi dan satu lagi prinsip hidup.

Bagaimana kini dengan mahasiswa? Sebagai generasi – generasi penerus bangsa, insan cendekia sekaligus agen peubah nilai – nilai yang dianggap tidak baik di masyarakat, masihkah demikian. Ini adalah positioning mahasiswa pada umumnya, namun lagi – lagi setelah keluar dari kampus dapatkah positioning ini tetap terjaga? Koruptor – koruptor yang menggrogoti bangsa ini adalah cetakan – cetakan perguruan tinggi. Para lulusan yang bekerja di instansi swasta di luar negeri asik dengan dolarnya sendiri, sementara membangun Indonesia emoh bagi mereka. Ironis memang. Lantas kenapa demikian? Apakah karena sistem perkuliahan sedemikian ketat sehingga memunculkan ego yang mendalam di benak para mahasiswa? Yang jelas kecerdasan emosi dan spiritual mereka kurang dilatih. Kebanyakan dari mereka hanya mengejar IQ dan melupakan kecerdasan lainnya.

Inilah pentingnya peran sebuah positioning seorang mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang kelak berguna dimasa yang akan datang. Ketika kita menyadari dan berusaha tahu siapa mahasiswa dan apa yang harus dilakukannya maka itu sudah menjadikannya setengah dari kesuksesan yang akan diraih, bukan hanya untuknya, tapi juga untuk orang – orang disekitarnya.


Mau Kemana Mahasiswa

Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad Poor Dad menggambarkan sebuah realita kehidupan antara orang yang sukses dan tidak sukses. Menurut dia sukses itu dengan mendapatkan kebebasan finansial dan tidak menjadi pekerja serta mempunyai asset untuk mendukung kegiatan bisnisnya. Inilah pola pikir yang ingin dibangun oleh Robert T. Kiyosaki dalam bukunya yang dianggap “kitab suci” bagi para pengusaha atau entrepreneur.

Tokoh keuangan Jepang di tahun 1900-an Eiichi Shibusawa menekankan bahwa suatu Negara tidak akan maju tanpa golongan entrepreneur tangguh. Dan menurut Japan Encyclopedia diantara lulusan universitas dan sekolah tinggi di Jepang, hanya 8% yang menginginkan bekerja di pemerintahan, sementara 92% di instansi swasta dan menjadi entrepreneur. Dan kita bisa melihat Jepang yang 62 tahun yang lalu hancur oleh bom atom kini menjadi kekuatan yang sangat tangguh di bidang teknologi dan perekonomian dunia. Pertanyaannya kapan Indonesia seperti Jepang?

Ada satu judul yang sangat menarik dan menggelitik pada sebuah artikel yang pernah dimuat di harian umum Kompas yaitu “Alumni ITB Jangan Jadi Buruh”. Ya! Bukan hanya alumni ITB tapi juga lulusan perguruan tinggi negeri maupun swasta jangan jadi buruh. Setidaknya setelah bekerja di sebuah instansi, mereka bisa membangun sendiri dan menciptakan produk yang bisa bersaing di era global ini. Atau setelah lulus langsung terjun ke dunia entrepreneurship yang independent, karena orang – orang inilah yang akan menguasai dunia yang semakin datar (the world is flat).  

Namun keadaan dilapangan menyatakan lain. Hampir setiap ada bursa kerja atau carier days, pasti ajang khusus melamar kerja tersebut penuh sesak dengan para pelamar kerja. Jumlah lowongan dan pelamar hampir tidak seimbang, ibaratnya SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) untuk masuk Kedokteran Unpad, kita harus mengalahkan puluhan pesaing lainnya. Dan ini terus terjadi sampai jumlah total pengangguran di Indonesia kini sekitar 40 juta orang. Angka ini akan terus bertambah karena setiap tahun perguruan tinggi tentunya mengadakan wisuda. Bayangkan jika tiap kali wisuda di Unpad misalnya, jumlah wisudawannya 3000 orang dan tiap tahun wisuda selama 4 kali, maka dalam setahun ada 12000 lulusan Unpad yang mencari kerja. Belum perguruan tinggi negeri negeri maupun swasta yang lain.

Ini adalah akibat dari pola pikir masyarakat Indonesia yang cenderung terpaku mengenai sistem pendidikan yang kita jalani sejak kecil. Hampir seluruh masyarakat mempunyai mindset yang sama yaitu kita sekolah adalah untuk mencari kerja, bukannya kita sekolah untuk menciptakan pekerjaan baru. Bahkan kita seolah meng – iyakan dengan pola pikir seperti ini kita bisa maju dan berkembang.

Untuk mengubah pola pikir ini tentunya harus mulai disosialisasikan di setiap sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Orang tua pun perlu diberi tahu mengenai hal ini sehingga terbentuk mindset yang baru di kalangan masyarakat Indonesia. Kita tidak akan maju jika tidak mau bergerak menuju kondisi yang lebih baik dan ini semua ada di pundak generasi – generasi muda kita.

 

Tuesday, August 7, 2007

Daniel Van Buyten

Ketrampilan adalah modal hidup

Milikilah itu

Dan raihlah dengan itu...

(Alang Nemo)

 

Partai pertama perempatfinal Liga Champion antara AC Milan dan Bayern Munchen 3 april yang lalu berakhir 2-2. Jika kita mencermati pertandingan luar biasa ini, ada satu hal yang sangat menarik bagi saya. Yaitu 2 gol Van Buyten ke gawang AC Milan.

 

Kenapa menarik? Karena Van Buyten adalah seorang bek tengah yang mampu maju ke jantung pertahanan Milan dan akhirnya dapat membuat dua gol away yang sangat berharga bagi FC Hollywood. Satu hal lagi yang menarik disini adalah, proses terjadinya 2 gol tersebut bukan berasal dari bola mati Muenchen, tapi dalam sebuah proses serangan yang dibangun anak – anak Muenchen.

 

Lucio dan Daniel Van Buyten merupakan 2 bek tangguh yang dimiliki FC Hollywood. Pertahanan serta kerjasama yang apik antara mereka berdua membuat Oliver Khan atau penjaga gawang Muenchen lainnya merasa tenang. Namun ternyata tidak hanya pandai bertahan saja yang mereka miliki, tapi juga naluri mencetak gol layaknya seorang striker.

 

Oleh karena itu mengapa kedua pemain ini sering melakukan overlapping ke daerah pertahanan lawan untuk membantu para striker mencetak gol, sekalian mengganggu bek lawan dalam hal konsentrasi menjaga daerah pertahanannya.

 

Setiap manusia mempunyai potensi masing – masing. Berbeda, walaupun hakekatnya sama. Seperti halnya pemain sepakbola yang hebat dalam menyerang namun ada juga yang jago bertahan. Satu yang perlu dicatat, kita punya kelebihan masing – masing. Kita punya skill yang mendominasi seluruh skill yang lain. Contohnya seorang penulis yang kuat sekali sastranya melebihi berhitung atau mengutak – atik komputer.

 

Berbeda degan Van Buyten. Ia memiliki 2 skill yang tingkatnya hampir sama, walau ia masih lebih hebat bertahan ketimbang menyerang. Hal yang patut dicermati oleh diri kita, bahwa kita masih bisa meningkatkan potensi yang lain dengan mempelajarinya dan mengembangkannya. Siapapun bisa melakukan itu, asal jangan terlalu bernafsu ingin menguasai keahlian yang lain. Cukup dua atau tiga. Lebih dari itu kita tidak akan fokus dalam pekerjaan yang sesungguhnya ingin kita lakukan.

 

”Orang yang sukses adalah mereka yang memilih satu jalur bidang, lalu menekuninya sekuat tenaga,” begitulah kata Andrew Carnegie, seorang pengusaha dan pendiri US Steel. Namun jika mampu dua atau tiga bidang misalnya menjadi pengusaha, penulis dan trainer? Kenapa nggak?

 

Yang terpenting adalah kita mencintai pekerjaan tersebut. Karena akan sangat terasa mengasikkan melakukan sesuatu yang kita cintai. Dan akan terasa ringan walau pada dasarnya untuk meraih itu semua harus melalui perjuangan yang melelahkan.

 

Eksplorlah diri kita. Cari apa yang ingin kita pelajari lagi. Dan kembangkan itu, kelak hal itu akan bermanfaat bagi kehidupan kita.


Shutter

Nyontek itu perlu

tapi harus kreatif

(Alang Nemo)

 

Saat ini adakah bisnis yang tidak meniru bisnis orang lain? Hampir tidak ada. Rumus ampuh dalam berbisnis adalah ATM, Amati Tiru Modifikasi. Bisnis makanan misalnya. Bakmi Tebet dan Bakmi Langgara bikinan Wahyu Saidi tidak terlepas dari peranan Bakmi GM. Gara – gara Bakmi GM tidak mau menjual franchise kepada Alumni Teknik Sipil ITB tersebut maka jadilah ajang buru – memburu resep. Mantan koki Bakmi GM yang tahu jelas resep nikmatnya Bakmi GM ditarik menjadi karyawan oleh Wahyu. Dan jadilah Bakmi Tebet dan Bakmi Langgara.

 

Rasa tentunya tidak sama persis, karena apapun bisnis harus memiliki differentiation, selain brand usaha tentunya. Dan satu hal lagi, seorang pebisnis punya harga diri untuk real  tidak nyontek bisnis orang lain. Slogan Me Too – Is Not My Style pemilik Acer, Stan Shih seakan menyatakan bahwa dirinya mempunyai cara sendiri dan berbeda dengan perusahaan elektronik yang sejenis.

 

Namun apa jadinya jika karya orang lain benar – benar dijiplak oleh orang – orang yang ”kehabisan ide” dalam sebuah industri perfilman atau persinetronan? Ada sebuah riset yang membuat daftar sinetron – sinetron yang sedang tayang di layar kaca ternyata hasil mencontek karya sebelumnya yang sudah ada. Tidak tanggung – tanggung ada 50 sinetron yang plagiat. Salah satunya adalah sinetron ”Buku Harian Nayla” yang benar – benar sama dengan salah satu serial sinetron korea. Bumbu dan resepnya sama persis sehingga rasanya pun sama, hanya setting tempat dan tokoh saja yang berbeda.

 

Pada tanggal 22 April 2007 ada sebuah tayangan sinema misteri di salah satu stasiun tv swasta. Judul film tersebut ”Sundel Bolong”. Baru beberapa menit menonton, saya sudah mengernyitkan dahi, ”Lho ini kan...” Saya coba menontonnya sampai akhir cerita. Penasaran apakah ada perbedaan di jalan cerita film tersebut dengan versi aslinya. Tapi ternyata nothing! Film yang ditiru oleh kru pembuat ”Sundel Bolong” adalah ”Shutter”, sebuah karya yang sempat dianugerahi film horror terbaik se-Asia di sekitar tahun 2004.

 

Nyontek memang perlu, tapi harus kreatif. Gunakanlah ATM. Banyak penulis – penulis pemula yang menjadikan karya orang lain sebagai brencmarking karya – karya yang akan dibuatnya. Penulis buku ”Melukis Cinta”, Sakti Wibowo sendiri mengatakan bahwa di awal – awal ia menulis, gaya tulisannya mengacu pada karya – karya Emha. Setelah punya acuan atau model pada siapa kita harus meniru barulah kita mengeksplor gaya kita sendiri sehingga kita mempunyai ciri tersendiri dalam buih karya kita.

 

Sudah saatnya kita mengambil sikap dalam menempuh sebuah perjalanan dalam menghasilkan karya. Jika kita masih memiliki harga diri tentunya tidak akan berbuat seperti yang dituliskan dibagian tengah artikel ini. Jadilah diri sendiri yang mempunyai ciri tersendiri yang akan membedakan karya – karya kita dengan buih orang lain. 

      

Thursday, August 2, 2007

The Rookie

Mimpi itu harus diwujudkan

Lakukanlah sekarang!

(Alang Nemo)

 

Keluarga Morris harus pindah ke sebuah kota di kawasan batar Texas, yaitu Big Lake. Sementara itu sang anak Jim Morris masih mempunyai setengah musim pertandingan bisbol di Liga Kecil. Namun apa daya, Jimmy harus merelakan mimpi – mimpi yang sedang ia rajut bersama bisbol, menjadi seorang Pitcher handal dan profesional karena kata ayahnya di Texas tidak ada bisbol, disana hanya ada football dan kilang minyak.

 

Hingga dewasa, Jim Morris menghabiskan waktu sebagai guru IPA dan melatih bisbol tim sekolahnya, Owls. Kadang setiap malam ia pergi ke lapangan hanya untuk melempar bola beberapa kali.

 

Owls berhasil menembus kejuaraan negara bagian, walau disana mereka kalah, tapi mimpi anak – anak Texas dan Jim Morris berhasil diwujudkan. Padahal mereka adalah tim yang awalnya selalu kalah dan hanya memenangkan beberapa pertandingan saja untuk kejuaraan wilayah. Setelah menangani Owls ini, Jim berencana pindah ke Fort Worth, dimana ia akan mendapat gaji yang lebih besar daripada di sekolahnya dulu. Disela – sela itu Jim mencoba mengikuti training untuk mencoba bermain kembali di Liga Kecil seperti yang dilakukannya 15 tahun yang lalu. Hasilnya ia bisa bermain untuk sebuah klub bernama Durham Bulls.

 

Jim Morris tidak menyadari lemparan bolanya mempunyai kecepatan 98 mil / jam. Ia hanya tahu kalau ketika dulu ia melempar dengan kecepatan 86 mil / jam. Ia sering memotivasi anak – anak Owls untuk pebisbol hebat, namun kata mereka dirinya sendiri tidak mengikuti impiannya.

 

Bermain di Liga Kecil tidak mencukupi kehidupan ayah dengan tiga anaknya ini. Maka Jim berencana untuk menerima tawaran bekerja di Forth Worth dan siap pindah dua minggu lagi. Ketika ia akan mengakhiri bisbolnya di Liga Kecil, manajer Durham Bulls mengatakan bahwa ada klub dari Liga Besar yang membutuhkan tenaga Jim Morris. Itu artinya ia akan bermain di Liga Besar Profesional!

 

”Ternyata aku terlalu banyak membiarkan waktu berlalu,” begitu kata sang ayah di akhir debut perdana Jim di Liga Besar. Jim pun mengiyakan hal itu. Namun mimpi itu belum terlambat untuk diwujudkan selama kita menginginkan cita – cita kita terwujud.

 

Cita – cita merupakan bagian dari kehidupan manusia. Siapa pun itu pastinya setiap orang memiliki cita – cita. Bahkan sering kita dengar diri kita atau anak – anak kita berkata ”Aku ingin jadi Dokter,” atau ”Aku ingin jadi Presiden!” itu bukti bahwa kita mempunyai cita – cita.

 

Kita adalah Jim Morris yang bermimpi menjadi pebisbol profesional. Namun apakah kita harus membiarkan waktu berlalu menyurutkan mimpi – mimpi kita?

 

Dukungan dan penghargaan dari orang – orang di sekitar kita dapat mempengaruhi langkah kehidupan diri kita. Ayah Jim yang tidak terlalu respect akan kegemaran anaknya itu mengakibatkan mimpinya tertunda sampai 15 tahun. Padahal ketika pindah ke Texas, Jim meminta untuk tetap tinggal bersama keluarga lain demi menyelesaikan pertandingan bisbolnya. Tapi sang ayah tidak terlalu mempedulikan hal itu, ia hanya sibuk pada pekerjaannya.

 

Suatu saat kita pasti merasakan benturan – benturan kehidupan. Tak ayal disini kita membutuhkan sikap saling menghargai di antara satu sama lain. Baik itu antara orang tua dan anak maupun kita dengan masyarakat. Mencoba menghalang – halangi niat dan keinginan baik seseorang malah akan berdampak buruk pada kehidupan sekitarnya.

 

Kita bisa mencontoh sikap arif dan bijaksana yang ditunjukkan orang tua Gola Gong. Ketika Gola gong bermimpi menjadi penulis hebat ayah dan ibunya sangat mendukung sekali. Bahkan ketika GG memutuskan keluar dari Sastra Unpad pun mereka tetap respect, mereka hanya bertanya modal apa yang GG punya untuk kehidupan selanjutnya. Dan penulis Balada Si Roy itu hanya menjawab bahwa ia akan hidup dari menulis. Kini sebuah Rumah Dunia bertengger demi cita – cita selanjutnya, yaitu mencerdaskan anak – anak Banten.

 

Mimpi kita akan mudah terwujud jika kita memiliki dukungan dari orang – orang yang kita cintai. Dan satu hal lagi yang kita butuhkan, yaitu sikap saling percaya.

 

Vini Vidi Vici


18052007. Malam. 22.14. "Tet tot tet tot... ," tanda sms masuk di HP Duddy berbunyi.  Disela - sela nonton Spidey II, Duddy membuka sms tersebut.

DUDDY (V.O)
(dengan suara pelan)

...SELAMAT... anda berhak mendapatkan tiket workshop gratis "Branic Management" sabtu 19/05 jam 8 di Unpad ruang B.1 dan uang tunai 250 ribu rupiah... Sebagai pemenang dalam lomba essey MGT "Reach Ur Dream". Salam dahsyat!!! -panitia-.

 

DUDDY (V.O / C.U)
(terkejut)

Hah bener nih gua yang menang?



Malam. 22.23. Duddy  melanjutkan menonton Spiderman. Ia bersyukur dengan info yang baru diterimanya. Namun, ia tidak langsung mengkonfirmasi info tersebut. Tiba - tiba... "Tet tot tet tot... ," lagi - lagi HP Duddy berbunyi.

DUDDY (V.O)
(dengan suara pelan)

Maaf, anda belum berhak menjadi pemenang dalam lomba essey MGT "Reach Ur Dream", tetap terus berkarya  dan jangan putus asa. Salam dahsyat!!! -panitia-.


DUDDY (V.O / M.C.U)
(bingung)

Loh, ko jadi begini. Yang bener mana nih... hiks...hiks... Ah udahlah, nggak menang juga nggak pa pa, yang penting karya gua dibaca. Dibaca. Ya dibaca kayak Multatuli dalam Max Haveelar.



Malam. 22.35. Duddy penasaran dan ingin menanyakan kebenaran kedua sms tersebut. Diteleponnya nomor yang tertera di monitor sms.

DUDDY

He-eh, walaikumsalaam... saya mau nanya euy. Ini, saya teh dapet 2 sms yang bener teh yang mana? Yang pertama jadi pemenang tapi yang kedua kok...


SUARA DISEBERANG SANA

Oh, ini Duddy ya. Iya Duddy pemenangnya. Selamat ya...


DUDDY

Jadi kagak salah lagi nih?


SUARA DISEBERANG SANA

Iya benar, besok diambil hadiahnya jam 8 dan dapat tiket pelatihan gratis.


DUDDY

Iya, makasih. Assalamualaikum.


DUDDY (V.O)
(teriak)

HUAAA!!!... AKU DIBACA - AKU DIBACA!


DUDDY (V.O)
(musikalisasi puisi)

Rumahku Rumah Impian
Kubangun dengan mimpi - mimpi

the end

 

Pemain ke - 12

Berteriaklah kepada kami,

maka kami akan mengangkat trofi

(Alang Nemo)

 

Arena Liga Champion 2007 telah berakhir dengan mengukirkan kembali nama AC Milan pada trofi kebanggaan klub – klub Eropa tersebut. Seluruh pemain, official, pengurus serta pendukung I Rossoneri bergemuruh di Stadion Spyros Louis Athena setelah wasit yang memimpin pertandingan meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir.

 

Adalah 2 gol Inzaghi yang membawa Milan ke tangga juara. Meski Dirk Kuyt berhasil memperkecil kedudukan, miracle of Istanbul tidak terulang lagi. No Turn Around Again Liverpool!

 

Sebenarnya bagi saya pribadi, pertandingan puncak tersebut tidak sehebat semifinal leg ke-2 antara Milan vs MU. Permainan yang terbuka antara Milan dan MU mempertontonkan keindahan sepakbola. Anak – anak Ancelotti sangat bermain bagus, ditambah para suporter Milan yang tidak pernah berhenti menyanyi untuk Kaka cs membuat semangat bermain mereka begitu menggelora. Bagi pendukung Milan yang menyaksikan lewat televisi pun, saya yakin mereka serasa di San Siro malam itu.

 

Liverpudlian memilki ”You’ll Never Walk Alone” untuk disenandungkan ketika Gerrard, dkk bermain. Milan memilki suporter yang khas dengan spanduk – spanduk besarnya yang bertuliskan ”KAKA MANIA” atau ”FANTA SHEVA” sebelum Shevchenko hijrah ke Chelsea. Pada pertandingan di Athena, mereka juga masing – masing memilki dukungan ”suporter” lain, selain yang berada di dalam stadion.

 

Kesuksesan I Rossoneri di LC 2007 merupakan ulangan dari perjalanan Gli Azzuri di Piala Dunia 2006. Italia tidak diunggulkan dalam merengkuh titel bergengsi dunia tersebut, apalagi kasus calciopoli yang semakin mencoreng wajah persepakbolaan di negeri pizza tersebut. Barulah ketika berhasil menjungkalkan favorit juara Jerman di semifinal, seluruh mata pencinta sepakbola menjagokan Italia. Sama halnya dengan Milan, hampir tidak bisa ikut LC karena skandal calcipoli dan menerima pengurangan poin di liga lokal membuat Carletto-panggilan Ancelotti pesimis akan anak asuhnya. Namun apa yang terjadi kemudian? Sang favorit juara Manchester United dibekuk dan Milan melangkah ke final dengan misi revenge atas Liverpool.

 

Apa perbedaan AC Milan dan Liverpool ketika bertemu kedua kalinya di final LC 2007? Mudahnya Milan didukung seluruh Italia, namun Liverpool, tidak seluruh Inggris mendukungnya. Bahkan 2 kubu semifinalis yang tersingkir yang berasal dari Inggris, MU dan Chelsea memfavoritkan Milan yang akan juara ketimbang Liverpool.

 

Keyword-nya adalah dukungan. Semakin banyak ”suporter” yang medukung kita, semakin termotivasi dan mudah langkah kita menuju sukses. Penulis yang terkenal dengan Balada Si Roy-nya mendapat dukungan yang hangat dari pihak keluarga untuk berkarir di dunia tulis menulis. Walaupun saat itu Gola Gong memutuskan keluar dari Sastra Unpad yang baginya terlalu banyak teori untuk menulis.

 

Banyak orang – orang yang memilki impian namun dia harus berjuang sendiri karena hampir tidak ada yang mendukungnya. Rasulullah memulai mengumpulkan dukungan dan kekuatan satu per satu dari Khadijah dan Abu Bakar untuk menegakkan islam. Ia harus mengalami penghinaan sebelumnya dengan sebutan ”tukang sihir”, dan sebagainya. Bill Gates mencari kawan untuk mewujudkan impiannya. Datanglah Paul Allen yang membantunya. Harvard? Institusi itu mengakui Bill Gates adalah lulusannya, setelah ia berhasil dengan Microsoftnya. Bagi saya Bill Gates adalah orang yang ”hampir lulus” dari Harvard. Ia sendiri memilih tidak melanjutkan studinya di Harvard.

 

Setiap manusia membutuhkan perhatian, dorongan, dan cinta agar dirinya bersemangat menempuh pendakian kehidupannya. Tentunya kita tidak ingin impian kita gagal hanya karena tidak ada yang mendukung apa yang kita cita – citakan. Satu hal yang perlu diingat bahwa Allah sesuai prasangka hambanya. Ya, pemain ke-12 dalam kehidupan kita adalah Tuhan kita sendiri. Setelah itu keluarga, saudara, teman, bahkan musuh kita.

 

Sudah siap mewujudkan impian kita? Yakinlah bahwa supporter yang mendukung kita selalu menyertai kita dimanapun dan kapanpun kita berada.